Jumat 27 Dec 2019 05:05 WIB

Raja Salman Berduka Atas Serangan di Burkina Faso

Raja Salman sangat mengutuk tindakan kriminal yang keji tersebut.

Rep: MGROL 125/ Red: Ani Nursalikah
Raja Salman Berduka Atas Serangan di Burkina Faso. Pemakaman korban teror di Burkina Faso. Kekerasan telah menyebar ke seluruh Sahel, terutama Burkina Faso dan Niger sejak 2012. Ilustrasi.
Foto: STR/EPA
Raja Salman Berduka Atas Serangan di Burkina Faso. Pemakaman korban teror di Burkina Faso. Kekerasan telah menyebar ke seluruh Sahel, terutama Burkina Faso dan Niger sejak 2012. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud mengirimkan ucapan belasungkawa kepada Presiden Burkina Faso Roch Marc Christian Kaboré setelah serangan teroris yang terjadi di Burkina Faso Utara, Kamis (26/12). Pesan tersebut disampaikannya melalui pesan kabel kepada Penjaga Dua Masjid Suci itu.

"Kami mengetahui berita tentang serangan teroris yang terjadi di utara Burkina Faso, yang mengakibatkan kematian dan cedera,” ujar Raja Salman dilansir di Saudi Press Agency (SPA).

Baca Juga

Raja juga mengatakan ia sangat mengutuk tindakan kriminal yang menurutnya

sangat keji tersebut. “Kami menyampaikan kepada Yang Mulia, keluarga dari para korban meninggal, dan bagi orang-orang terdekat korban atas nama rakyat dan pemerintah Kerajaan Arab Saudi, serta atas nama saya sendiri, belasungkawa dan penghiburan yang tulus,” katanya.

Dalam pesannya, ia juga berharap agar para korban yang terluka dapat pulih dengan cepat. Selain ucapan belasungkawa, ia juga menekankan pentingnya upaya internasional dalam menghadapi serta menghilangkan tindakan terorisme.

Sebuah serangan terjadi di Burkina Faso. Serangan tersebut menewaskan 35 warga sipil yang sebagian besar wanita.

Hal terebut merupakan salah satu serangan paling mematikan yang menghantam negara Afrika Barat itu dalam lima tahun terakhir. Serangan ganda tersebut terjadi pada Selasa (24/12) di salah satu pangkalan militer dan kota Arbinda di Provinsi Soum.

Serangan ini menewaskan tujuh tentara dan 80 orang dari kelompok bersenjata. Kelompok besar teroris secara serentak menyerang pangkalan militer dan penduduk sipil di Arbinda.

Kekerasan telah menyebar ke seluruh Sahel, terutama Burkina Faso dan Niger sejak 2012, ketika para pemberontak melakukan serangan di Mali utara. Wilayah Sahel terletak di selatan Gurun Sahara dan membentang melintasi luasnya benua Afrika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement