Kamis 12 Dec 2019 19:57 WIB

1.074 Pesantren akan Pamerkan Produknya di Gedung Sate

Pameran produk pesantren rangkain dari Program OPOP.

Pameran di Gedung Satu, Bandung Jawa Barat upaya mendongkrak kemandirian pesantren. Foto ilustrasi Gedung Sate.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Pameran di Gedung Satu, Bandung Jawa Barat upaya mendongkrak kemandirian pesantren. Foto ilustrasi Gedung Sate.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Sebanyak 1.074 pondok pesantren di Jabar akan menampilkan produk-produk unggulan usahanya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (14/12). 

Menurut Kepala UPTD P3W Diklat Perkoperasian dan Wirausaha Jabar, Deni Handoyo, pameran ini merupakan rangkaian Program One Pesantren One Product (OPOP). 

Baca Juga

Menurut Deni, gelar produk ini akan menampilkan beragam produk dari ribuan penerima program OPOP. Selain menampilkan beragam produk, di lokasi juga akan diisi berbagai kegiatan seperti talkshow, temu bisnis. 

Peserta pameran, menurut Deni, merupakan hasil seleksi program OPOP. Sehingga, mereka mendapatkan fasilitas gelar produk untuk mempromosikannya kepada publik.  

“Jadi mereka yang lolos seleksi untuk program OPOP ini akan memerkan produknya. Agar, masyarakat tau kalau pesantren ini punya usaha, punya nilai ekonomi,” ujar Deni saat konferensi pers Gelar Produk di Hotel Braga Artotel, Kota Bandung, Kamis (12/12).  

Menurut Deni, beragam produk akan ditampilkan sesuai dengan bidang usaha masing-masing pesantren. Yakni, mulai dari produk kuliner, fashion, pertanian, peternakan, perikanan, dan lainnya.   

“Memang mayoritas nanti yang ditampilkan kuliner dan fashion. Karena tidak mungkin kalau bawa produk peternakan atau perikanan, tapi kita fasilitasi semua. Jadi ada yang bentuknya foto atau media lainnya,” paparnya. 

Selain gelar produk, kata dia, peserta OPOP ini juga akan mengikuti temu bisnis. Mereka, akan dipertemukan dengan pembeli skala nasional bahkan internasional sebagai calon market produk mereka. “Kita menghadirkan pembeli yang akan menjadi market dari produk-produk pesantren tersebut. Skalanya tidak hanya nasional tapi Internasional,” katanya. 

Program OPOP sendiri, kata dia, akan berjalan selama lima tahun. Setiap tahunnya, diharapkan ada 1.000 pesantren yang mengikuti kegiatan OPOP. 

Sehingga, dalam kurun lima tahun kepemimpinan Ridwan Kamil akan tercapai 5.000 pesantren yang mandiri, terutama di bidang ekonomi.

“Jadi nanti yang sudah mengikuti tahun ini, tidak bisa lagi ikut. Tapi mereka tetap akan mendapatkan pendampingan, pelatihan, hingga hadiah berupa bantuan modal usaha,” kata Deni. 

Deni mengatakan, melalui program OPOP, setiap pesantren diharapkan mampu menciptakan, mengembangkan dan memasarkan produk yang dihasilkan. "Sehingga, pesantren akan mandiri, memiliki daya saing, dan tentunya semakin berkembang," katanya. N Arie Lukihardianti 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement