Kamis 12 Dec 2019 01:34 WIB

Sekolah Dai Dompet Dhuafa Siapkan Dai untuk Pedalaman

Sekolah Dai menggembleng Dai yang tidak hanya handal retorika di atas mimbar.

Para dai yang dibina oleh Sekolah Dai  Dompet Dhuafa disiapkan untuk berdakwah di pedalaman.
Foto: Dok Dompet Dhuafa
Para dai yang dibina oleh Sekolah Dai Dompet Dhuafa disiapkan untuk berdakwah di pedalaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 11 orang peserta didik Sekolah Dai Dompet Dhuafa telah tiba di Jakarta November lalu. Kesebelas orang ini merupakan peserta pilihan dari 10 provinsi di Indonesia yang akan menjalani pendidikan selama lebih kurang tiga bulan mendatang di Sekolah Dai Dompet Dhuafa, Depok.

Mengawali masa orientasi peserta untuk memperkenalkan model pengelolaan dana ziswaf, dilaksanakan visitasi program pemberdayaan Dompet Dhuafa yang berada di Kawasan Zona Madina, Kabupaten Bogor. Peserta diperkenalkan dengan program kesehatan yang berada di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RS RST DD) dan melakukan doa bersama untuk kesembuhan pasien.

Selain berkunjung ke program kesehatan DD, peserta juga berkeliling ke zona pemberdayaan ekonomi DD dan Jampang English Village (JEV). Tak hanya itu, peserta juga berkeliling melihat program pendidikan Smart Ekselensia di kawasan Lembaga Pengembangan Insani (LPI). Visitasi ini diakhiri dengan kunjungan ke Madaya Coffee yang merupakan terobosan baru program pemberdayaan ekonomi Dompet Dhuafa.

Selanjutnya, pada Kamis (28/11), Sekolah Dai Dompet Dhuafa melaksanakan dzikir dan tausiyah bersama masyarakat sekitar. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka silaturahim dan memperkenalkan program sekolah dai kepada warga lokal. Diharapkan kehadiran Sekolah Dai ini dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat di sekitar lokasi.

photo
Para peserta pelatihan dai yng digelar Sekolah Dai Dompet Dhuafa mengunjungi Sekolah Dai RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa (RS RST DD).

Pasca orientasi dan silaturahim dengan warga di sekitar Sekolah Dai, kegiatan belajar mengajar diawali dengan materi Fiqh Dakwah oleh Ustaz Ahmad Shonhaji, direktur Budaya Dakwah dan Layanan Masyarakat (BDLM) Dompet Dhuafa pada Jumat (29/11)

"Sekolah Dai tidak membentuk Dai yang hanya  handal retorika di atas mimbar, tetapi bisa membuat perubahan atas problematika masyarakat. Inilah dakwah Dompet Dhuafa, dakwah transformatif. Komitmen menjadi modal awal yang harus dimiliki setiap Dai," ujar Ustaz Ahmad Shonhaji seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Hal senada juga disampaikan oleh Hardy Agusman, selaku kepala Sekolah Dai Dompet Dhuafa.  "Kelas Dai Pemberdaya yang dilaksanakan selama kurang lebih tiga bulan ini dirancang untuk mempersiapkan dai agar mampu menjawab persoalan di tengah masyarakat. Terdapat empat muatan utama dalam proses pendidikan sekolah dai ini,  yaitu dakwah, pendidikan, pemberdayaan ekonomi dan life skill. Selain materi khusus untuk peserta didik Sekolah Dai, terdapat sejumlah materi yang bisa diakses secara terbuka (online),” paparnya.

Pasca pendidikan, peserta didik Sekolah Dai akan ditugaskan sebagai duta dakwah Dompet Dhuafa di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan wilayah program pemberdayaan Dompet Dhuafa di Indonesia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement