Selasa 10 Dec 2019 05:00 WIB

Panduan Mencari Istri dalam Kitab Tafsir Al-Ibriz

Mencari istri sangat dianjurkan menekankan kesalihan agamanya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Akad nikah (ilustrasi)
Foto: Dok. Republika
Akad nikah (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  Memiliki istri yang shalihah adalah dambaan dalam kehidupan seorang pria. Bagaimanapun, tatkala memutuskan untuk menikah dan mencari pendamping hidup, pria akan memilih wanita yang menurutnya akan menjadi istri yang baik kelak.

Lantas, bagaimana panduan bagi seorang lelaki dalam memilih istri? Ulama kenamaan asal Rembang yang juga ayahanda dari KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), KH Bisri Musthofa, dalam kitab tafsirnya berjudul berjudul al-Ibriz li Ma'rifati Tafsiri al-Quran al- 'Aziz, memberikan anjuran kepada para pria dalam tafsirnya itu. 

Baca Juga

Dalam kitab tafsir karangannya yang selesai ditulis pada 1960 itu, ia mengingatkan agar para lelaki tidak hanya menilai tingkat kecantikannya dari seorang wanita ketika ia memilih seorang istri. Ia menyebut, andai ada seorang wanita kecantikannya hanya bernilai enam atau tujuh kurang, tetapi jika hatinya patut dinilai sembilan atau setidaknya delapan atau tujuh, menurutnya itu lebih utama.  

"Daripada kecantikannya bernilai sembilan, tapi hatinya bernilai lima atau empat. Atau bahkan kerupawanannya bernilai sempurna, sepuluh misalnya, tapi mata keranjang. (itu lebih hina)," kata Kiai Bisri dalam kitab tafsirnya yang berbahasa Jawa bertuliskan Arab pegon itu.

Hal tersebut senada dengan hadis Rasulullah. Rasulullah menjelaskan, bahwasannya wanita itu dinikahi atas empat perkara: adakalanya karena hartanya, karena kecantikannya, ada juga karena nasabnya, dan karena agamanya.

Namun dalam hadis lanjutannya beliau berkata, "Maka nikahilah wanita karena agamanya, maka tanganmu akan dipenuhi dengan debu."

Kiai Bisri mengatakan, wanita memang memiliki sejuta daya tarik terhadap pria. Setiap jengkal sisi tubuhnya, memiliki tingkat ketertarikan bagi kaum adam. Tidak hanya itu, kehidupannya yang penuh warna pun menjadikan daya tarik tersendiri bagi pria.

Meskipun demikian, ulama kelahiran 1915 di desa Pesawahan, Rembang, Jawa Tengah, ini mengatakan, bahwa para pria hanya dianjurkan untuk memilih wanita atas dasar agama sebagai kesimpulannya, dan tidak berdasar kecantikannya. Sebab, bagaimanapun, kecantikan akan pudar pada masanya.

Kiai Bisri merupakan salah satu ulama Indonesia yang memiliki karya besar, melalui kitab tafsir al-Ibriz li Ma'rifah Tafsir Alquran al-Aziz karangannya. Kitab ini memiliki halaman setebal 2270 yang terbagi ke dalam tiga jilid besar. Kiai Bisri merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan H  Zaenal Musthofa dengan istri keduanya Hj Khatijah.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement