REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Keberhasilan diplomasi Charlemagne kepada Dinasti Abbasiyah itu tak hanya disimbolkan oleh pengiriman gajah dan berbagai benda menakjubkan.
Salah satu benda yang kiranya mencerminkan kehangatan penerimaan Harun al-Rashid atas ajakan persahabatan Charlemagne adalah diberikannya kunci Gereja Makam Kudus, Holy Sepulchre, di Yerussalem.
Berbagai sumber sejarah sepakat bahwa Harun al-Rashid memang benar-benar mengirimkan kunci dari gereja yang diyakini didirikan di atas lokasi penyaliban Yesus itu kepada Charlemagne.
Bahkan, bersama kunci gereja itu Harun al-Rashid menyampaikan pesan perdamaian. Bahwa, mengingat kota suci bagi umat Kristen itu jaraknya sangat jauh dari Kerajaan Franka, maka Harun al-Rashid khawatir bila Charlemagne harus mengirimkan tentara untuk mendudukinya sehingga bakal mengundang pemberontakan di Prancis.
Karena itu, Harun al-Rashid menawar pkan dirinya sebagai pelindung Yerussalem atas nama Charlemagne dan akan mengirim hasil pungutan pajak kota itu ke Franka.
Aliansi antara Charlemagne dan Harun al-Rashid tak pernah terealisasikan, kecuali hanya saling pengertian zdalam perdagangan. Namun, Charlemagne tetap menyimpan gajah hadiah dari Harun al-Rashid, bahkan pernah membawanya dalam perang untuk menakuti pasukan berkuda Denmark.
Pada tahun 810, saat umurnya 40 tahun, Abul Abbas meninggal di Lippenham dekat Luneburg, sebuah kota di Saxony. Kematiannya kemungkinan akibat penumonia setelah gajah itu menyeberangi dinginnya air sungai Rhine. Butuh waktu 400 tahun lagi bagi kedatangan gajah berikutnya ke Eropa, yaitu dikenal sebagai gajah Cremona yang datang ke Jerman pada tahun 1229.