Jumat 01 Nov 2019 23:10 WIB

DD Luncurkan Buku Asmat Mutiara Timur yang Tersisih

Bumu berdasarkan pengalaman dokter Dompet Dhuafa menangani gizi buruk di Asmat.

Rep: Rossi Handayani / Red: Gita Amanda
Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Filantropi, Dompet Dhuafa meluncurkan buku Asmat Mutiara Timur yang Tersisih, Jumat (1/11). Buku tersebut ditulis oleh seorang dokter gigi dari tim kesehatan Dompet Dhuafa, Dhihram Tenrisau berdasarkan pengalamannya terjun langsung dalam penanganan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, Papua pada tahun lalu.

"Saya ditugaskan ke Asmat mendampingi relawan dokter untuk penyelesaian terkait gizi buruk, dari September sampai Desember sebelum natal," kata Dhihram di Jakarta, pada Jumat. 

Semenjak status KLB akibat gizi buruk dan campak di Asmat dicabut sejak 5 Februari 2018, tercatat korban meninggal mencapai 72 anak-anak. Yakni 66 karena campak, dan enam karena gizi buruk. 

Selama KLB, berbagai penanganan kesehatan dilakukan pemerintah Indonesia. Antara lain memberikan vaksinasi terhadap lebih dari 10 ribu anak Asmat yang ada di 224 kampung di 23 distrik, dan perawatan para korban di RSUD Agats.

"Di sana susah listrik malamnya, sinyal jelek, jadi saya manfaatkan untuk membaca dan menulis," ucapnya.

Menurut Dhihram, sebagai tim dari Dompet Dhuafa, tidak mudah memberikan pemahaman terkait kesehatan di sana, sehingga dibutuhkan kesabaran yang lebih oleh para petugas di sana. Untuk itu mereka juga mengajak masyarakat Papua yang ikut bergabung dalam memberikan edukasi.

"Harapannya buku ini menjadi 'lesson learn' terhadap gizi buruk dan pendampingan berbasis masyarakat. Segala hal baik-buruk kami ulas, khususnya untuk kami Dompet Dhuafa," kata Dhihram. 

Kasus KLB Gizi Buruk di Asmat menjadi salah satu pembelajaran bahwa Indonesia masih mengalami beban ganda malnutrisi pada anak. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2018 menunjukkan 17,7 persen bayi usia di bawah lima tahun (balita) masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri atas balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9 persen dan yang menderita gizi kurang sebesar 13,8 persen.

"Dompet Dhuafa berkontribusi dalam penanganan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat, bahkan melakukan pendampingan selama 2018 hingga saat ini termasuk dengan Pos Sehat. Kegiatan yang dilakukan adalah layanan kesehatan dan pojok nutrisi keluarga, yang di dalamnya terdapat pelayanan holistik berupa kegiatan penanganan dan pencegahan gizi buruk dan campak," ucap General Manajer Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Yeni Purnamasari, MKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement