REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Dompet Dhuafa (DD) telah meluncurkan Gerakan Lapor Lapar beberapa hari lalu. Tujuan gerakan tersebut untuk mengatasi permasalahan kelaparan di tengah-tengah masyarakat perkotaan.
Sebab DD melihat selama ini persoalan ini tak bisa diatasi seluruhnya oleh pemerintah saja. Senior Officer Aliansi Strategis dan Volunteer Dompet Dhuafa, Syamsul Ardiansyah menjelaskan latar belakang Gerakan Lapor Lapar.
Menurutnya gerakan tersebut berawal dari data angka kemiskinan di Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencapai 29 juta. Namun di sisi lain penerima iuran BPJS sampai di angka sekitar 100 juta. Dan dua angka ini menurut Syamsul hal yang membingungkan.
"Jadi ternyata yang 100 juta itu bukan kategori miskin tapi aspirasi kelas menengah tapi bukan masuk kelas menengah," ujar Syamsul dalam acara Media Gathering Dompet Dhuafa, di Twin House Blok M, Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Setelah dilakukan analisis terhadap kelompok ini, kata Syamsul, maka ditemukan isu tentang kebutuhan makan yang menyedot pendapatan. Karena di Jabodetabek harga makanan cukup mahal sehingga menguras anggaran untuk istri dan anak.
Menurut Syamsul 100 juta orang yang masuk ke dalam lelompok aspirasi kelas menengah tersebut kurang mendapatkan perhatian. Sehingga DD mengambil peran tersebut dengan geralan Lapor Lapar. DD mengajak kelompok lain atau perorangan untuk menyukseskan gerakan ini.
"Lapor Lapar gerakan untuk memanggil orang yang fokus ke masalah kelaparan," kata Syamsul.
Direktur Program Dompet Dhuafa, Bambang Suherman mengatakan gerakan Lapor Lapar berbasis RW. Ia mengungkapkan sudah ada 50 RW di Jabodetabek yang terlibat dalam gerakan ini. Dengan basis RW, maka identifikasi terhadap mereka yang kelaparan akan mudah terpantau. Kemudian DD juga bekerjasama dengan sejumlah warung makan untuk menjalankan gerakan ini.
"Harapannya akan banyak implikasi dari gagasan-gagasan masyarakat secara inisiatif," kara Bambang.
Bambang menjelaskan gerakan Lapor Lapor ini enggan mematikan usaha warung makan. Oleh karena itu, DD langsung bekerjasama dengan pihak warung dengan membelinya sebagian untuk dibagikan secara gratis kepada mereka yang membutuhkan.