REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pendayagunaan dana zakat melalui program ekonomi, tepatnya Program Ibu Hebat yang diinisiasi oleh Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH) tidak hanya menekankan pada sisi pelatihan. Program tersebut juga mencakup pembinaan secara berkala dan berkesnimabungan.
"Program ekonomi memang program yang menuntut ketekunan BMH untuk tidak saja meningkatkan skill mereka dalam berproduksi, tetapi juga menjaga semangat untuk senantiasa produktif,” kata Direktur Program dan Pemberdayaan BMH, Zainal Abidin, Kamis (24/10).
Intinya, kata Zainal, BMH berupaya sebaik mungkin untuk menguatkan produktivitas ibu hebat. “Kunjungan dan pembinaan menjadi program lanjutan paling penting dalam rangka sukses Porgram Ibu Hebat ini," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (25/10).
Mentor Program Ibu Hebat untuk Daerah Depok, Evi Riana menjelaskan langkah-langkah BMH dalam Program Ibu Hebat menjadikan para peserta terus termotivasi berproduksi.
"Alhamdulillah, ibu-ibu -- yang sebagian janda -- yang menjadi peserta Program Ibu Hebat tidak hanya mendapatkan materi pelatihan, modal dan bimbingan, tetapi juga diajak melakukan kunjungan berkala. Dengan cara demikian, mereka mendapatkan motivasi untuk terus berproduksi dan meningkatkan kualitas produksinya,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Aneka pangan yang diproduksi peserta Program Ibu Hebat binaan Laznas BMH.
Ia menambahkan, pada awalnya, hasil olahan ikan dibuat dan dibungkus biasa. “Sekarang sudah mulai ada label dan kemasan yang perlahan terus ditingkatkan," tuturnya.
Ia menyebutkan, produk yang dihasilkan para peserta Program Ibu Hebat Daerah Depok meliputi makanan dengan bahan dasar ikan, seperti siomay, otak-otak, dan bakso. Kemudian kian berkembang.
“Ada produksi nugget, kolang-kaling, kripik singkong, kripik pisang, dan aneka ramuan kesehatan, seperti kunyit putih, kencur, temu lawak, dan jahe merah,” paparnya.