REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL – Pondok Pesantren Hamalatul Quran kembali mewisuda santri-santri yang telah menyelesaikan hafalan Alquran. Wisuda ini bentuk apresiasi kepada santri-santri yang berhasil menyelesaikan tugasnya.
Santri sendiri telah dikarantina tahfiz selama empat bulan, telah lulus ujian hafalan dan bacaan. Mereka diuji Kabag Tahfidz Ponpes Hamalatul Quran dan Yayasan Islamic Center Wadi Mubarak Bogor.
Sebanyak 39 santri mengikuti prosesi wisuda. Yang unik, mereka mewisuda santri-santri yang telah hafal Alquran dan lancar dengan pakaian khas Jawa, khususnya beskap prajurit Keraton Yogyakarta.
Selain untuk syiar Alquran, itu bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat kalau Islam tidak antipati budaya. Khususnya, cara-cara berpakaian yang diberi kelonggaran asal tidak melanggar norma agama.
Tidak cuma wisudawan, ustaz-ustaz dan panitia turut mengenakan kostum yang sama. Turut hadir Plt Biro Bina Mental Setda DIY, Puji Astuti, Bupati Bantul, Suharsono, serta Muspida-Muspida Kecamatan Kasihan.
Puji menyampaikan rasa bangga dan apresiasi tinggi atas peran-peran yang selama ini dijalankan Ponpes Hamalatul Quran. Utamanya, dalam rangka mencetak penghafal-penghafal Alquran.
"Jika anak-anak kita berhasil menjaga Alquran dengan menjadi hafiz, kita layak berharap Yogyakarta jadi tempat lahir manusia berkarakter agung sebagaimana Nabi Muhammad SAW," kata Puji, Sabtu (19/10) lalu.
Senada, Bupati Bantul, Suharsono mendukung dan mengapresiasi atas pelaksanaan wisuda tahfiz Pondok Pesantren Hamalatul Quran. Sebab, telah membekali anak-anak iman dan takwa sejak dini.
"Karena membekali anak iman dan taqwa sejak dini sangat penting untuk membentuk pribadi yang berkarakter, jujur, bermanfaat, dan pribadi yang mulia," ujar Suharsono.
Prosesi inti wisuda dilakukan dengan mengalungkan kalung wisuda dan penyerahan sertifikat. Prosesi itu dilaksanakan langsung Pengasuh Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Ustaz Amri Suaji.