REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tidaklah mudah untuk menjadi seorang Ibu yang hebat. Pperlu ketangguhan yang luar biasa untuk bisa mewujudkannya, tangguh dalam berpikir dan tangguh dalam berbuat.
Tak sedikit dari mereka harus berperan ganda sebagai kepala keluarga dan menjadi Ibu bagi anak anaknya. Peran ganda ini diambil karena mereka menggantikan peran suami yang sudah tiada. Mereka dengan ikhlas menjalankan perannya sebagai ibu yang multifungsi demi masa depan anak-anaknya.
Melihat peran para ibu tangguh ini, Tokopedia bersama Dompet Dhuafa memberikan bantuan kepada 16 penerima manfaat melalui program Ibu Tangguh. Program tersebut merupakan salah satu upaya membantu dan mengapresiasi para ibu yang sudah berjuang mengambil alih peran kepala keluarga dalam menafkahi keluarganya.
Tokopedia bersama Dompet Dhuafa memberikan bantuan kepada 16 penerima manfaat melalui program Ibu Tangguh.
Bantuan diberikan untuk menunjang aktivitas dan permodalan yang dibutuhkan para Ibu Tangguh dalam mencari nafkah. “Program ini diperuntukkan bagi para janda yang memilki usaha serta memiliki tanggungan, bantuan yang diberikan juga menyesuaikan dengan kebutuhan masing masing mustahik sesuai hasil survey dan assessment yang dilakukan oleh team Survey," ucap Mustaki, Program Layanan Masyarakat Dompet Dhuafa.
Seperti Elya Susanti (28), merupakan Ibu sekaligus kepala keluarga, Sang suami meninggal beberapa tahun lalu akibat sakit. Elya harus memutar otak saat ia tahu bahwa sudah tidak ada lagi suami yang berjuang untuk menghidupi keluarga.
Elya memilih untuk memulai usahanya berjualan kopi dan aneka makanan ringan. Dengan membawa kedua anaknya yang masih Sekolah Dasar tersebut, Elya menyusuri jalan jalan kota Depok.
Sebetulnya Elya merasa tak tega harus melibatkan anak-anaknya dalam mencari rizki. Namun Elya dengan terpaksa membawa kedua anaknya ikut kemana Elya pergi termasuk ketika dagang keliling pada malam hari karena tidak ada yang menjaga di rumah.
"Ada orang tua, tapi sudah tua dan sepuh, takut merepotkan. Mau dititip ke tetangga juga tidak mungkin," ucap ibu dengan dua orang anak yang saat ini berdomisili di Pancoran mas, Depok.
Untuk memudahkan aktifitas berjualan dan menambah penghasilan jualanya Elya dibantu pembuatan sepeda gerobak dan pembelian modal usaha untuk menunjang aktivitasnya.
Nasib yang tak jauh berbeda dialami Nurhayati. Ibu seorang anak ini berprofesi sebagai guru ngaji di Kampung di Teluk pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi. Setiap harinya mengajar anak anak baca dan tulis Al quran.
Tak jarang pula dia mengajarkan ibu ibu mengaji Alquran. Satu hal yang membedakan Nurhayati dengan guru ngaji lainya, ia tak segan menjajakan pempek daganganya kepada anggota pengajian.
Nurhayati membuat sendiri pempek tersebut. Itu dilakukannya karena dia harus menanggung beban hidup seorang anak dan orang tuanya yang sudah lanjut usia setelah suaminya tiada.
Dia juga tidak mengharapkan imbalan dari keseharianya menjadi guru, dia ikhlas mengamalkan ilmu yang dimilikinya. “Ini memang sudah niatan saya untuk mengamalkan ilmu saya walau tidak banyak ilmu yang saya miliki, dari jualan pempek Alhamdulillah disyukuri aja rezeki yang diberi," ucap Nurhayati.
Karena perjuangan dan dedikasi inilah Nurhayati diberikan bantuan untuk membeli perlengkapan serta bahan membuat pempek. Dompet Dhuafa dan Tokopedia juga membantu memperbaiki motornya yang sudah usang yang dipakai untuk mengajar sehari hari.