REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengeluarkan dana Rp 2 miliar pada tahap awal untuk membantu pengungsi Wamena. Anggaran tersebut dikeluarkan untuk kebutuhan prioritas yang diperlukan oleh pengungsi.
"Dana awal jumlah totalnya di atas Rp 2 miliar. Ini tahap emergency untuk makanan, medis, kemudian juga setup posko bantuan," kata Presiden ACT, Ibnu Khajar di Jakarta, Rabu (2/10).
Ibnu mengatakan, hingga saat ini dana masih terus berjalan, kemungkinan bisa mendekati Rp 3-4 miliar. ACT juga telah membuka Media dan Crisis Center di berbagai wilayah seperti, Jakarta, Makassar, Padang, Surabaya, dan wilayah lainnya untuk memberikan informasi kepada publik, menjadi tempat pengaduan orang hilang, dan penerimaan donasi.
"Nanti juga ada tahap recovery, jadi kami masih terus membutuhkan dana. Kami mengajak masyarakat untuk ikut menyumbang, dan tidak harus dalam jumlah besar, apa yang bisa kita lakukan," kata dia.
Media dan Crisis Center yang telah diadakan di berbagai wilayah dapat menjadi rujukan berbagai pihak. Hal ini karena setiap harinya akan ada pembaruan informasi tentang pengungsi, korban, bantuan yang diperlukan hingga eksodus yang terjadi di Papua.
Sejalan dengan adanya Media dan Crisis Center, Ibnu mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk saling berkumpul sebagai sebuah bangsa dan membangun Wamena kembali seperti semula. Media dan Crisis Center telah dibangun ACT di berbagai titik, yaitu Jakarta, Makassar, Padang, dan terus menyusul di lokasi lainnya. Data-data yang ada di Media dan Crisis Center ACT langsung dilaporkan oleh tim tanggap darurat di Papua saat ini.
"Kami sampaikan bahwa saat ini bukan lagi saatnya saling menghujat, bukan lagi saling menyalahkan, sudah saatnya kita saling berkumpul sebagai sebuah bangsa. Apabila kita tidak bisa hadir langsung untuk saudara-saudara kita di sana, kita bisa mengirimkan bantuan. Bantuan kita hadir sebagai sebuah bukti kepedulian," ungkap Ibnu.