Rabu 02 Oct 2019 04:00 WIB

Bedakan Antara Munafik Ideologis dan Munafik Perbuatan

Munafik ideologis berbeda dengan munafik amaliyah.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Nashih Nashrullah
Munafik/ilustrasi
Foto: top-10-list.org
Munafik/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kata 'nifaq' atau 'munafiq' banyak disebutkan dalam Alquran. Pakar Alquran Indonesia yang juga mantan rektor Institut Ilmu Alquran (IIQ) Jakarta, Dr KH Ahsin Sakho Muhammad, mengatakan dalam Alquran kata //nifaq// ada yang berbentuk mufrad (tunggal) dan jamak (banyak).

Bahkan, ada satu surah khusus di dalam Alqur'an yang dinamai dengan surah al-Munafiqun. Menurut Ustaz Ahsin, surah ini menyinggung soal orang-orang munafik di Madinah yang tidak senang dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Sementara itu, beberapa surah lain Alquran yang banyak memuat kata nifaq adalah al-Anfal, an-Nur, at-Taubah, dan al-Baqarah.

Baca Juga

Dia menjelaskan, bahwa 'nifaq' berasal dari kata 'nafaqa' atau 'naafiqaa', yang berarti lubang tempat bersembunyi. Nifaq secara bahasa berarti salah satu lubang tempat keluarnya yarbu'(hewan) dari sarangnya, di mana jika dia dicari dari lobang yang satu, maka dia keluar dari lobang yang lain. 

Menurut istilah syariat, nifaq berarti menampakkan keIslaman dan kebaikan, tetapi menyembunyikan kekufuran dan kejahatan. Sehingga, istilah lubang itu seolah dia masuk pada syariat dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain.

"Karenanya, orang munafik itu berada di tengah-tengah antara kebatilan dan kebenaran, apabila Muslim menang, dia akan bergabung dengan Muslim, dan sebaliknya. Dia tidak mempunyai keteguhan hati dan hanya melihat mana yang menguntungkan dirinya," kata pengasuh Pondok Pesantren Dar Al-Quran ini, saat dihubungi Republika.co.id.

Lulusan Al-Jami'ah Al-Islamiyah Madinah ini menjelaskan, bahwa nifaq terbagi menjadi dua, yakni nifaq i'tiqadi dan nifaq 'amali. Nifaq i'tiqadi atau dalam bidang keyakinan, yakni seseorang yang menampakkan keimanan kepada Allah, malaikat, kitab, dan Rasul-Nya, tetapi batinnya bertentangan dengan hal tersebut. Dalam hal ini, mereka menampakkan Islam secara lahiriah di hadapan kaum Muslimin, tetapi pada hakikatnya dia tidak beriman.

"Nifaq dalam bidang keyakinan itu jelas sudah mengeluarkannya dari Islam. Munafik jenis ini kelihatannya Islam dan melaksanakan shalat, tetapi pada hatinya penuh dengan kebencian dan kekufuran," ujarnya.

Sedangkan nifaq 'amali (pengamalan), jelasnya, ialah melakukan sesuatu yang merupakan perbuatan orang-orang munafik. Akan tetapi, Ustaz Ahsin mengatakan nifaq jenis ini tidak sampai mengeluarkannya dari Islam. 

Pelakunya berada dalam iman dan nifaq. Namun jika semakin banyak dia melakukan perbuatan nifaq, maka dia bisa berjerumus ke dalam nifaq sesungguhnya.

Ciri-ciri dari nifaq dalam pengamalan disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW, yakni apabila dia berkata dia berbohong, apabila dipercaya dia berkhianat, dan apabila berjanji dia mengingkari. Pada dasarnya, di dalam diri setiap individu terkumpul kebiasaan baik dan buruk. 

Karena itu, dia akan mendapatkan pahala dan siksa sesuai konsekuensi dari apa yang dia lakukan. Menurutnya, nifaq 'amali banyak dijumpai di masyarakat.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement