Selasa 01 Oct 2019 14:14 WIB

Tiga Metode Ponpes Al Madani Cetak Penghafal Alquran

Program tahfidz memang menjadi salah satu program unggulan pesantren.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
Alquran
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,  KUNINGAN --- Pondok Pesantren Al Madani Purwasari dikenal sebagai salah satu pesantren di Kuningan yang saban tahunnya sukses menelurkan para penghafal Alqur'an. Pesantren ini  berada di Desa Purwasari, Kecamatan Garawangi, Kuningan.

Menurut Kepala Pengajaran Ponpes Al Madani Purwasari, Ustaz Mukhtar Kamil program tahfidz memang menjadi salah satu program unggulan pesantren. Meski terdapat penyeleksian ketat bagi santri yang ingin mengikuti program tahfidzul Qur'an.

Baca Juga

Santri yang masuk pada program ini adalah santri yang sudah memiliki bekal hafalan dan masuk pada program kitab. Pesantren menargetkan santri yang masuk dalam program ini sudah bisa menghafal 30 juz Alqur'an dalam empat tahun saja.

“Santri selesai dulu mengaji kitabnya, kalau mau mereka masuk menghafal Al-Qur'an silakan. Kita ada penyeleksian, kemampuan menghafalnya minimal satu halaman per hari. Bacaannya juga harus bagus. Jadi walaupun ada yang ingin masuk, tapi belum memenuhi kriteria kita masukan dulu ke program kitab dan setelah punya hafalan baru kita tawarkan masuk ke program tahfidz,” kata Ustaz Mukhtar saat berbincang dengan Republika,co.id pada Selasa (1/10).

Ada tiga metode yang digunakan Pesantren Al Madani Purwasari dalam mencetak para penghafal Alqur'an. Pertama yakni metode Sabaq, yakni santri setiap harinya harus menyetorkan hafalan baru kepada pembimbingnya. Kedua metode Sabqi, yakni santri menyetorkan hafalan ayat yang sudah dipelajari dalam beberapa hari terakhir. Ketiga yakni metode Manzil, di mana santri wajib menyetorkan hafalan yang sudah lama atau yang sudah dihafalkan Minggu sebelumnya.

“Sehingga dalam sehari ini santri harus menyetorkan tiga itu, hafalan baru, hafalan jarak dekat, hafalan jarak jauh atau pekan lalu. Karena ini supaya menjaga. Santri tak boleh menginjak ke juz sebelumnya kalau ada yang belum hafal atau lupa lagi,” katanya.

Dengan seleksi yang ketat dan pengajaran yang intensif, santri yang mengikuti program ini pun tak sebanyak program kitab. Dari total 745 santri Ponpes Al Madani Purwasari hanya sekitar 50 santri saja yang saat ini intens mendapat bimbingan di program tahfidz.

Pesantren Al Madani Purwasari telah berdiri sejak 1999. Pendirinya yakni KH Kholil atau akrab disapa Abah Kholil. Mulanya santri ponpes Al Madani hanya berjumlah 30 santri yang semuanya merupakan warga Sulawesi Selatan yang dibawa untuk mengaji di Ponpes Al Madani. Lambat laun santri Al Madani pun bertambah banyak.

Hingga kemudian pada 2012, pesantren Al Madani membuka lembaga formal yakni SMP Terbuka Ponpes Al Madani yang menginduk pada SMPN 2 Kramatmulya. Selain itu pesantren juga memfasilitasi santri tingkat SMA dengan mendirikan Sekolah Paket C. Saat ini pesantren Al Madani dipimpin oleh putra Abah Kholil yakni KH Burhan Kholil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement