REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Pondok Pesantren Al Amin Karangtawang Kuningan sudah berdiri sejak 1995. Pesantren ini didirikan oleh KH Muhammad Aminudin atau akrab disapa Kiai Amin yang juga seorang ulama yang dikenal ahli ilmu hikmah di Kuningan.
Sejak berdirinya, pesantren Al Amin teguh mempertahankan sistem pesantren salafi yang bertumpu pada pengkajian kitab-kitab klasik baik dengan metode sorogan maupun bandungan. Kendati demikian, pesantren Al Amin tak melarang santrinya yang berkeinginan untuk bersekolah formal.
Alhasil, selain menimba ilmu agama di pesantren para santri setiap harinya juga mengikuti pendidikan formal di sekolah-sekolah yang ada di luar pesantren. Menurut pengasuh pesantren Al Amin, KH Ence Burham para santri tak saja ditekankan untuk menguasai literatur keislaman.
Yang terpenting para santri Ponpes Al Amin harus mampu memperbaiki akhlaknya.“Kitab disini dikaji tetapi kita juga lebih pada etika, adabnya, akhlaknya. Karena kami khawatir meski pintar tapi semakin kurang adabnya. Karena itu kita selalu komunikasi dengan orang tua santri,” kata Kiai Ence saat berbincang dengan Republika,co.id pada Kamis (12/9).
Pengasuh pesantren pun selalu memantau santri-santrinya saat pulang ke rumahnya masing-masing. Pesantren memanfaatkan aplikasi layanan pesan singkat untuk berkoordinasi dengan setiap wali santri tentang perkembangan santri.
Selain mengaji, Pesantren Al Amin juga kerap menggelar pelatihan-pelatihan kewirausahaan yang diikuti santri. Diantaranya seperti pelatihan budidaya jamur, budidaya lebah madu, peternakan cacing dan lainnya dengan mendatangkan para pakar di bidangnya masing-masing.
Pesantren pun menargetkan kedepannya santri dapat diarahkan untuk bisa mempraktikkan langsung kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong santri memiliki jiwa berwirausaha. Saat ini jumlah santri di Ponpes Al Amin sebanyak 72 santri. Pesantren juga memiliki lembaga pendidikan tingkat Paud dan Raudhatul Athfal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
