Senin 09 Sep 2019 23:00 WIB

Menyelami Samudera Keikhlasan Sayyidah Mariyah al-Qibthiyah

Keikhlasannya pun nyata berbuah manis.

Oase (ilustrasi)
Foto:

Namun akhirnya, kepada Allah-lah segala kebahagiaan, kesedihan, kepedihan dan kepemilikan semua bermuara. Menginjak usia yang belum genap dua tahun, anak semata wayang keduanya, Ibrahim, jatuh sakit. Tubuhnya menggigil demam. Kondisi kesehatannya makin menurun hari demi hari.

Ibrahim terlihat berjuang untuk tetap hidup menjadi penyejuk kedua orangtuanya. Namun sayang, berita yang sungguh menyedihkan tiada kira harus mereka terima;  Ibrahim berpulang kehadirat-Nya! Innalillahi wa inna ilayhi ra>ji’u>n. Sungguh kami adalah milik Engkau ya Allah dan kepada Engkau kami kembali. Kepulangan Ibrahim yang belum genap dua tahun, kemudian disusul oleh wafatnya Rasulullah Saw.

Hal ini membuatnya semakin terpukul. Namun ia sadar, Rasulullah dan anaknya, Ibrahim adalah juga titipan dan milik Allah. Begitu  juga dirinya; terlahir sebagai seorang budak kemudian terasing seperti layaknya Siti Hajar di Jazirah Arab tanpa keluarga kecuali seorang adik perempuannya, menyisakan kepedihan sekaligus kebahagiaan yang tak terkira. Rasulullah dan Ibrahim adalah hadiah istimewa dari Allah untuknya.

Setelah kepulangan kedua orang yang dicintanya ini, Sayyidah Mariyah nyaris tak pernah keluar rumah. Ia hanya keluar untuk berziarah ke makam Rasulullah dan ke perkuburan Baqi mengunjungi makam putera tercintanya, menenangkan dirinya.

Keberadaan Sayyidah Mariyah al-Qibthiyah menjadi saksi dan sejarah Islam yang sangat luar biasa hingga dalam mufassir perempuan kenamaan, ‘Aisyah bintu Syathi’ mengutip sabda Rasulullah Saw tentang keutamaan suku Qibthy.

Beliau bersabda, “Ingatlah hak Allah terhadap orang-orang yang tidak beragama Islam namun menetap di negeri Islam terutama penduduk daerah hitam berkulit gelap dan berambut keriting, karena sesungguhnya kita mempunyai hubungan keturunan dan hubungan kekeluargaan.”

Semoga kita mampu meneladani samudera keteladanan Sayyidah Mariyah al-Qibthiyah bagaimana menyikapi musibah bertubi-tubi yang menimpa dirinya dengan kesabaran dan keikhlasan. Aamiin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement