Ahad 08 Sep 2019 13:00 WIB

Gelombang dan Kegelapan dalam Lautan

Ilmu pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu.

Lautan nan dalam (ilustrasi)
Foto: bachelortrade.com
Lautan nan dalam (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Fenita Wildani Rahma

Ilmu pengetahuan terus berkembang dari waktu ke waktu. Ilmu pengetahuan modern memercayai, kedalaman 200 meter di bawah laut tidak bisa ditembus oleh cahaya. Daerah ini disebut sebagai daerah afotik. Sedangkan, di bawah 1.000 meter sudah tidak dapat cahaya sama sekali. Selain gelap, ternyata di bawah laut juga terdapat gelom bang. Jadi, gelombang laut tidak hanya terdapat di permuka an nya, tapi juga di dalamnya. Fakta adanya kegelapan dan gelombang yang ada di laut dalam dikemukakaan para peneliti pada 1900 M.

Kegelapan dan terjadinya gelombang di dalam laut ini ternyata juga diungkapkan di dalam surah an-Nuur ayat 40. Allah berfirman: atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula, di atasnya lagi awan; gelap gulita yang bertindih-tindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia tanpa melihatnya, dan barang siapa yang tiada diberi cahaya oleh Allah tiadalah dia memliliki cahaya sedikitpun.

Prof Durgo Rao, seorang ahli geologi kelautan yang juga seorang profesor di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah, Arab Saudi, mengatakan, para ilmuwan sepakat dengan hal tersebut. Un tuk meneliti kegelapan di kedalaman lautan manusia me mer lu kan bantuan alat modern. Pada kedalaman lebih dari 20-30 me ter, manusia tidak akan mampu menyelam tanpa alat bantu. Pada kedalaman 200 meter, manusia tidak akan mampu bertahan hi dup.

Menurut Prof Durgo Rao, ayat 40 surat an-Nuur di atas ti dak merujuk pada semua lautan karena tidak semua lautan da pat dideskripsikan memiliki akumulasi kegelapan yang ber lapis antara lapisan satu dengan lapisan lainnya. Ayat tersebut meru juk terutama pada laut atau samudra yang dalam, seperti yang dikatakan dalam ayat tersebut, "gelap gulita di lautan yang dalam".

Ada dua penyebab yang menjadikan kegelapan berlapis di laut dalam. Pertama, sinar cahaya yang terdiri atas tujuh war na seper ti pada pelangi, yaitu ungu, nila, biru, hijau, kuning, orange, dan merah, akan mengalami pembiasan ketika mena brak air. Warna merah akan diserap air pada kedalaman 10-15 m. Pada keda lam an 30-50 m warna orange akan diserap.

Selanjutnya, pada keda laman 50-100 m warna yang diserap, yaitu kuning. Warna hijau akan diserap pada kedalaman 100-200 m. Sedangkan, warna ungu dan nila akan diserap pada kedalaman lebih dari 200 m. War na akan hilang secara berangsur-angsur pada masing-ma sing lapis an kedalaman. Semakin dalam lautan akan semakin ge lap, dan kegelapan total akan ditemukan pada kedalaman lebih dari1.000 m.

Kedua, timbulnya lapisan kegelapan di bawah awan. Hal ini di sebabkan karena sinar matahari diserap oleh awan. Lapisan gelap ini merupakan lapisan pertama dari kegelapan. Sinar akan dipantulkan oleh gelombang ketika akan mencapai per mu kaan laut sehingga memunculkan efek mengilap. Gelom bang inilah yang menyebabkan kegelapan karena meman tulkan cahaya.

Ada dua bagian yang menyebabkan cahaya tidak dapat menembus kedalaman laut. Bagian pertama, yaitu bagian per mu kaan. Bagian ini ditandai dengan cahaya serta suhu yang hangat. Bagian kedua, yaitu bagian dalam laut yang ditandai dengan ke ge lap an. Bagian dalam laut dana luar laut dipisahkan oleh ge lom bang.

Terjadinya kegelapan karena adanya gelombang ini dite rangkan dalam surah an-Nur ayat 40, "... gelap gulita di lautan dalam yang diliputi oleh ombak yang di atasnya ombak pula..." Dengan kata lain, ada beberapa jenis gelombang yang dimaksud ayat tersebut. Sebagai contoh, gelombang yang ada di permukaan laut.

Ayat tersebut kemuadian diteruskan, ...di atasnya lagi awan; gelap gulita yang bertindih-tindih... Prof Durgo Rao menyimpulkan, manusia normal tidak akan mampu menjelaskan fenomena ini dengan sangat detail pada 1.400 tahun lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement