Jumat 06 Sep 2019 10:42 WIB

Mufti Malaka Minta Penceramah Fokus Dakwah

Mufti Malaka menerima laporan adanya penceramah yang menjual produk atau paket umrah,

Rep: Zainur Mashir/ Red: Agung Sasongko
Dakwah
Foto: Dok. Republika
Dakwah

REPUBLIKA.CO.ID, MELAKA -- Para pengkhotbah agama di negara bagian Melaka telah disarankan oleh pemerintah setempat untuk tidak memanfaatkan acara keagamaan. Hal tersebut juga berlanjut bagi acara keagamaan yang diadakan di surau ataupun masjid, untuk tidak memanfaatkannya dengan menjual produk sebagai keuntungan pribadi. 

Bahkan mufti Melaka, Datuk Abdul Halim Tawil mengatakan, para pengkhotbah agama seharusnya bisa lebih etis dalam melaksanakan tugasnya untuk mengajar para jamaah mereka, utamanya tentang Islam dan ajaran Islam sendiri. 

Dia menegaskan, pihaknya sebenarnya tidak melarang para pengkhotbah agama Islam tersebut untuk menjual produknya. Namun, pelaksanaan tersebut harus dilakukan setelah mereka menyelesaikan sesi khotbah atau ceramahnya. 

Menurut dia, solusi dari hal tersebut adalah dengan menempatkan produk miliknya yang ingin dijual di sudut. Sehingga, orang-orang dapat memeriksanya dan membelinya kemudian. 

“Mereka seharusnya tidak menggunakan 45 menit di satu jam mereka untuk berbicara tentang produk mereka, baik itu madu, atau paket umrah. Jika mereka dengan sengaja ingin mempromosikan produk mereka alih-alih berkhotbah tentang Islam, mereka harus jujur ​​dan memberi tahu pendengar mereka sejak lebih awal," katanya seperti dilansir Bernama, Jumat (6/9). 

Pihaknya juga meminta masyarakat untuk melaporkan ke Departemen Agama Islam Melaka (JAIM), jika dalam khotbah, pembicaranya menunjukan prilaku kurang baik. Baik itu masalah pribadi ataupun ajaran yang menyimpang. 

Seperti dilansir Bernama, dalam pengamatanya ada beberapa pengkhotbah yang ditemukan dan menjual produk seperti makanan sunah dan paket umroh sambil memberikan ceramahnya. Baik itu di surau ataupun di masjid yang tentunya menyebabkan rasa ketidakpuasan di antara para jamaahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement