REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Guru Besar Agama Islam di Institut Pertanian Bogor (IPB) Didin Hafidhuddin, beranggapan bahwa setiap masjid sudah harus mendukung fasilitas bagi penyandang disabilitas. Menurut dia, pemerintah dan setiap masjid sudah harus ramah terhadap para penyandang disabilitas terkait ibadahnya.
"Harusnya ada dukungan juga dari pemerintah baik itu fasilitas berbentuk kebijakan dan regulasi atau fasilitas yang niatnya menguatkan," ujar dia kepada Republika, Rabu (21/8).
Dalam UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas, memang telah mendukung adanya fasilitas ibadah. Oleh karena itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pihak terkait sudah harus mulai untuk melakukan segala upaya yang memang mendukung.
"Memang harus menyediakan sarana khusus bagi disabilitas ini. Seperti kamar mandinya, tempat wudhunya dan akses masuk ke dalam masjidnya," Kata dia.
Cendekiawan Muslim itu juga memaparkan, bahwa di zaman Nabi, pernah ada sahabat Nabi yang tuna netra, yaitu Abdullah bin Ummi Maktum. Hal tersebut seharusnya menjadi contoh utama untuk menunjang ibadah para disabilitas masa kini.
"Ummi Maktum seorang buta tapi mempunyai keinginan beribadah yang luar biasa, dan mungkin saat ini masih banyak yang seperti dia. mereka adalah kelompok dengan kekurangan fisik tapi belum tentu dari sudut mental atau semangat beribadah berkurang," ujar dia.
Dia menegaskan, perlu ada kesadaran dari setiap Dewan Kerahiman Masjid (DKM) untuk meningkatkan fasilitas ibadah. Sambungnya, Dewan Masjid Indonesia (DMI) juga harus berkoordinasi dengan setiap masjid untuk mendukung hal tersebut.
"Sehingga betul-betul penyandang disabilitas ini merasa nyaman ketika beribadahnya," Kata dia.