Sabtu 17 Aug 2019 18:36 WIB

HUT ke-74 RI, MUI: Kemerdekaan Harus Satukan Keanekaragaman

MUI mengajak masyarakat mengisi kemerdekaan dengan kebajikan.

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah peserta upacara saat mengikuti upacara peringatan hari kemerdekaan RI di Pantai Maju, Jakarta, Sabtu (17/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah peserta upacara saat mengikuti upacara peringatan hari kemerdekaan RI di Pantai Maju, Jakarta, Sabtu (17/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengajak seluruh komponen bangsa untuk meneguhkan kembali komitmen kebangsaan dan mengokohkan konsensus nasional bahwa NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah bentuk final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ajakan ini disampaikan dalam rangka memperingati dan memaknai Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI). 

Baca Juga

Wakil Ketua Umum MUI, KH Zainut Tauhid Sa'adi, mengatakan kemerdekaan Indonesia dicapai atas ikhtiar bersama seluruh rakyat Indonesia yang berkehendak untuk hidup bebas merdeka dari segala bentuk penindasan dan penjajahan. Sehingga kemerdekaan harus dapat dinikmati dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

"Kemerdekaan Indonesia harus dapat menyatukan keanekaragaman budaya, bahasa, etnis, suku, ras, golongan, dan agama, karena kebhinnekaan merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus terus dipelihara dan dijaga dengan semangat persaudaraan dalam bingkai NKRI," kata Zainut kepada Republika.co.id, Sabtu (17/8). 

Dia mengatakan, MUI juga mendorong pemerintah agar terus melakukan ikhtiar untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan bernegara. Yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

MUI merasa sangat prihatin melihat kondisi bangsa saat ini, mulai terjadi keretakan dan memudarnya semangat nasionalisme, patriotism, dan persaudaraan di antara warga bangsa. Hal tersebut ditandai dengan menguatnya sikap individualisme dan perilaku eksklusivisme kelompok yang mengusung tema primordialisme.  

Dia menjelaskan, sikap permisif masyarakat terhadap paham radikal yang menentang lambang dan simbol negara dengan dalih agama, dan merasuknya paham liberalisme dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan dalih kebebasan berdemokrasi dan hak asasi manusia, semuanya itu merupakan ancaman bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. 

Zainut menerangkan bahwa MUI menengarai saat ini mulai terjadi gejala mengikisnya nilai-nilai budaya bangsa. Hal tersebut ditandai dengan semakin lemahnya ikatan sosial antarmasyarakat, longgarnya nilai etika, hukum, dan agama. “Sehingga banyak melahirkan penyimpangan perilaku sosial di masyarakat,” kata dia.  

Penyimpangan perilaku sosial seperti perilaku sadisme, penyalahgunaan narkoba, penyebaran hoaks, fitnah, ujaran kebencian, korupsi dan perilaku menyimpang lainnya. Baik yang dilakukan secara individu, institusi maupun yang terorganisasi. 

Zainut menegaskan, semuanya itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia. MUI menilai adanya tuntutan dari beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dari NKRI baik melalui tuntutan referendum maupun gerakan bersenjata adalah bentuk pengingkaran sejarah dan upaya makar yang dapat mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa yang pada gilirannya dapat mengancam keselamatan NKRI. 

MUI meminta aparat keamanan bertindak tegas menegakkan hukum dan mengambil tindakan militer terhadap setiap tindakan makar demi menjamin tegaknya kedaulatan negara Indonesia. 

MUI mengajak semua pihak untuk kembali kepada semangat perjanjian luhur bangsa Indonesia yang telah meletakkan dasar-dasar berdirinya NKRI. Yaitu Pancasila, UUD Negara RI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. "Agar bangsa Indonesia selamat dan terhindar dari bahaya perpecahan dan tetap berdiri tegak hingga akhir zaman," ujarnya.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement