Selasa 13 Aug 2019 20:40 WIB

MUI Apresiasi Buku iShalat Berteknologi 3D-Augmented Reality

Buku iShalat menyasar kalangan milenial Muslim.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Buku iShalat Tuntunan Shalat berteknologi 3D augmented reality (AR) yang diluncurkan ME Creative di kantor MUI Pusat, Selasa (13/8).
Foto: Republika/Fuji E Permana
Buku iShalat Tuntunan Shalat berteknologi 3D augmented reality (AR) yang diluncurkan ME Creative di kantor MUI Pusat, Selasa (13/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengapresiasi buku iShalat Tuntunan Shalat. Terlebih lagi, buku yang diluncurkan ME Creative tersebut berteknologi tiga dimensi (3-D) dan augmented reality (AR). Peluncurannya berlangsung di kantor MUI Pusat, Jakarta, pada Selasa (13/8).

MUI menilai, buku berkonten dakwah Islam tersebut merupakan salah satu produk hasil industri digital yang cocok untuk kaum milenial.

Baca Juga

"Saya mengapresiasi buku iShalat karena tidak banyak aparat negara yang peduli dengan perkembangan teknologi digital terlepas diri produknya apa," kata Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi kepada Republika.co.id usai peluncuran buku iShalat, Selasa (13/8).

KH Masduki mengatakan, buku iShalat yang dibuat ME Creative dan diterbitkan Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) sudah masuk ke wilayah industri 4.0. Menurut dia, industri keempat adalah kondisi yang tidak terelakkan di negara manapun.

Industri 4.0 juga akan berdampak pada dunia dakwah dan agama. Oleh karena itu, seluruh organisasi agama harus menyongsong era digital ini. Kalau tidak demikian, maka dikhawatirkan dakwah tak menyentuh kalangan milenial.

"Jadi, kalangan milenial dunianya adalah dunia digital. Dunia dakwah harus mengarah ke sana agar tidak ketinggalan," ujarnya.

Menurutnya, tuntunan ibadah lain seperti zakat, puasa, haji dan umrah bisa dibuat digital dengan menggunakan teknologi seperti yang diterapkan dalam buku iShalat. Teknologi yang diterapkan dalam buku oleh ME Creative sebagai bagian dari peningkatan literasi.

Sebab, KH Masduki menilai, Indonesia termasuk negara yang pemakaian digital dan media sosialnya intensif tapi literasi masyarakatnya masih kurang. Apa yang telah dilakukan ME Creative dan Perum PNRI bagus sebagai bagian dari upaya peningkatan literasi masyarakat.

Ia menyampaikan, Perum PNRI juga membuat nota kesepahaman dengan Lembaga Pentashih Buku dan Konten Keislaman (LPBKI) MUI. "Kita mentashih karya-karya cetak dan digital yang diterbitkan Perum PNRI, yang diterbitkan pihak lain juga bisa kerjasama dengan LPBKI MUI," ujarnya.

Untuk diketahui, ME Creative perusahaan di bidang teknologi informasi dan multimedia yang membuat buku iShalat Tuntunan Shalat. Buku yang diterbitkan Perum PNRI tersebut berisi panduan ibadah shalat yang dipadukan dengan teknologi 3D augmented reality.

Buku iShalat menjelaskan, bacaan dan tata cara beribadah shalat secara jelas dan terperinci. Sehingga pembaca dapat memahaminya dengan lebih mudah. Sebab, teknologi 3-D dan augmented reality membuat pembaca bisa melihat secara visual tata cara wudhu dan shalat pada lembaran buku dengan menggunakan ponsel pintar (smartphone).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement