Senin 05 Aug 2019 10:41 WIB

Ujian Musim Kemarau

Musim kemarau termasuk ujian sebab manusia.

Warga melintas di dekat tambak yang kering akibat musim kemarau di kawasan Ladong, Aceh Besar, Aceh, Selasa (9/7/2019).
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Warga melintas di dekat tambak yang kering akibat musim kemarau di kawasan Ladong, Aceh Besar, Aceh, Selasa (9/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Bahagia

JAKARTA --Kawasan sawah sudah kering dan wilayah tertentu sudah langka air.Musim kemarau termasuk ujian sebab manusia bisa kekurangan pangan, sayuran dan buah-buahan akibat efek dari musim.

Allah berfirman: "Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. " (QS al-Baqarah [2]: 155).

Allah SWT berfirman: "Dan, apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia kembali (ke jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Demikianlah dijadikan terasa indah bagi orang-orang melampaui batas apa yang mereka kerjakan.(QS Yunus [10]: 12).

Ayat ini banyak sekali memberikan nilai madrasah bagi manusia. Pertama, mengingat Allah saat terjadi bencana kemarau. Tugas manusia saat kemarau begini, yaitu meminta kepada Allah agar diturunkan hujan. Sekaligus tak pernah lupa kepada Allah ketika musim penghujan tiba.

Kedua, belajar mitigasi kemarau. Musim penghujan dan kemarau selalu bergantian.Kalender musim ini harus benar dipelajari dan disesuaikan dengan kegiatan produksi pangan sehingga musim tidak menggagalkan produksi.

Ketiga, mencari sebab utama bencana.Kesusahan seperti bencana alam ada penyebabnya. Kemarau memang pola alam, tetapi tidak akan semakin parah dampaknya kalau dibarengindengan melestarikan lingkungan. Perluasan penghijauan dan mengatasi bencana kebakaran hutan menjadi solusinya.Sekaligus mempertahankan lahan persawahan agar memperluas kawasan daerah resapan air hujan. Hal ini untuk menghindari bencana lagi di kemudian hari.

Keempat, menguji ahli ilmu.Pembangunan tak luput karena adanya ahli ilmu. Mereka sebagai orang yang dimintai pendapat untuk membangun rumah, jalan raya, pusat perbelanjaan, dan gedung-gedung tinggi. Ke depannya, ahli ilmu tidak sembarangan memberikan rekomendasi.Dampak pembangunan baik jalan dan lain-lain harus dianalisis bagaimana pengaruhnya terhadap ketersediaan air.

Kelima, uji kesabaran. Musim kering menguji para petani. Produksi gagal maka berkurang pula pendapatan. Setiap kali sabar dengan apa yang dialami maka sudah termasuk lulus ujian.

Keenam, menyadari pentingnya melestarikan ekosistem. Nyaris ekosistem sungai dan danau serta rawa sudah rusak.Saat kemarau maka tumbuhlah kesadaran untuk menjaga fungsi lingkungan ini sebagai daerah penampung air. Setidaknya kita masih punya cadangan air jika ekosistem tersebut tidak tercemar. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement