REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nabi Muhammad SAW kerap menerima ujian dalam menyebarkan dakwah Islam kepada umat manusia. Di antaranya adalah pengkhianatan yang menyebabkan musnahnya nyawa para sahabat mulia yang hafal Alquran.
Insiden itu disebut sebagai tragedi Bir Ma'una. Sebanyak 70 orang sahabat Nabi dibunuh oleh para pengkhianat. Karena hafal Alquran, mereka itu digelari sebagai Jama'ah Qurra'. Sebagian besar dari kelompok ini berasal dari kaum Anshar.
Nabi SAW sangat menyayangi mereka. Para sahabat ini senantiasa menghabiskan malam hari dengan berzikir dan membaca Alquran di Masjid Nabawi. Pada siang hari, banyak di antaranya yang menghadiri majelis Rasulullah SAW.
Bagaimana insiden nahas itu, yang akhirnya menjadi latar qunut nazilah, bermula?
Mula-mula, seorang laki-laki yang bernama Amir bin Malik datang ke Madinah. Ia berasal dari Bani Amir, sebuah kabilah di Nejed.
Amir bin Malik meminta kepada Rasulullah SAW agar beliau bersedia mengirimkan Jama'ah Qurra' itu kepada kabilahnya. Mereka diminta untuk mengajarkan Islam dan Alquran kepada kaumnya, Bani Amir.
Awalnya, Rasulullah SAW merasa ada yang tidak beres. Beliau khawatir bila nantinya akan terjadi sesuatu yang buruk atas para sahabatnya tersebut.