Kamis 01 Aug 2019 15:51 WIB

Dompet Dhuafa Gelar Sociopreneur Camp 2019 di Yogyakarta

176 penerima manfaat Beastudi Etos angkatan 2017 akan mengikuti SPC.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Konferensi pers Sociopreneur Camp (SPC) 2019 yang tahun ini  digelar Dompet Dhuafa di DI Yogyakarta, Kamis (1/8).
Foto: republika/wahyu suryana
Konferensi pers Sociopreneur Camp (SPC) 2019 yang tahun ini digelar Dompet Dhuafa di DI Yogyakarta, Kamis (1/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Beastudi Etos Dompet Dhuafa kembali mengadakan Sociopreneur Camp (SPC) untuk keempat kalinya. Tahun ini, SPC 2019 akan dilaksanakan 2-7 Agustus 2019 di DI Yogyakarta.

SPC merupakan gelaran tahunan yang mengundang tokoh-tokoh nasional guna membangkitkan keberanian pemuda menggapai mimpi. Kali ini, dihadiri 176 penerima manfaat Beastudi Etos angkatan 2017.

Baca Juga

Mereka berasal dari 17 kampus-kampus seluruh Indonesia. SPC 2019 digadang-gadang menjadi ajang yang tepat untuk menumbuhkan semangat sociopreneur kepada kalangan milenial.

Manager Beastudi Etos Dompet Dhuafa Pendidikan, Fherdes Setiawan mengatakan, SPC tahun ini mengusung tema Milenial Sociopreneur Empowering Indonesia. Sejumlah tokoh nasional direncanakan mengisi.

Mulai Rektor UGM Panut Mulyono, Ketua Umum FOZ Bambang Suherman, Chairman of Foreign Policy of Indonesia Dino Patti Djalal, dan Direktorat Keuangan Inklusif, Dana Sosial Keagamaan dan Keuangan Mikro Syariah KNKS Urip Budiarto.

Selain itu, mereka akan mengikuti Talkshow Gerakan Pemberdayaan di Era Milenial bersama CRO I-Grow Andreas Senjaya, Direktur Turun Tangan Indonesia Andi Angger Sutawijaya, Kepala DD Cabang Yogyakarta Bambang Edi Prasetyo.

Direncanakan pula mengisi sesi tukar pikiran bersama GM Sekolah Kepemimpinan Bangsa DD Pendidikan Agung Pardini dan Direktur DD Pendidikan Syafii el-Bantanie.

Fherdes menekankan, ada tiga tujuan yang ditarget. Mulai membangun pemahaman dan wawasan penerima manfaat sebagai generasi milenial yang akan mengambil peran mewujudkan Indonesia berdaya.

Utamanya, lewat pengoptimalan gerakan pemberdayaan dengan pendekatan teknologi dan inovasi. Lalu, meningkatkan kompetensi dan inovasi penerima manfaat dalam mengelola pemberdayaan.

Serta, meningkatkan profil pemimpin, mandiri, unggul, disiplin, akhlak Islami dan kontributif. Setelah SPC, ia meyakini penerima manfaat mampu mengaktualisasikannya.

"Serta, mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mampu membangun negeri ini," kata Fherdes di Yogyakarta, Kamis (1/8).

Tahun ini, SPC melibatkan mahasiswa semester lima dari Univ Syiah Kuala, USU, Unand, UI, UIN Syarif Hidayatullah, IPB, Unpad, ITB, UPI, Undip, UGM, Unair, ITS, Unbraw, Univ Mulawarman, Unhas, Univ Mataram dan Univ Pattimura.

Selama enam hari, penerima manfaat Beastudi Etos tidak cuma mendapat materi yang dapat menambah pemahaman sociopreneur. SPC turut menjadi ajang membangun dan mempererat jaringan yang datang dari PTN-PTN di Indonesia.

"Harapannya, bisa lebih dioptimalkan program-program pemberdayaan mereka yang sudah ada agar dampaknya jauh lebih baik dirasakan bagi masyarakat," ujar Fherdes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement