REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Idul Adha, kebutuhan kantung plastik meningkat. Sebab, kantong plastik menjadi sarana paling praktis untuk pembungkusan potongan-potongan daging hewan kurban yang akan dibagi kepada kaum yang membutuhkan.
Penggunaan kantong plastik tidak hanya berdampak negatif pada kualitas daging, juga pada lingkungan, proses terurainya yang lama mengakibatkan plastik menjadi ancaman bagi lingkungan dan kehidupan. Pada Idul Adha 1440 H, Dompet Dhuafa menginisiasi substitusi plastik pembungkus daging kurban dengan wadah yang ramah lingkungan seperti dengan besek bambu, keranjang, daun jati, daun pisang atau sejenisnya.
Menurut Yuli Pujihardi selaku Direktur Mobilisasi ZIS Dompet Dhuafa mengatakan, Dompet Dhuafa juga mengurangi penggunaan kemasan plastik. "Tahun ini kita ganti penggunaan kemasan yang ramah lingkungan seperti besek bambu, keranjang, daun jati, daun pisang atau sejenisnya. Dan ini tentunya akan turut membantu perekonomian masyarakat, mereka pengrajin daun pisang, bambu dan lain-lain akan terangkat secara ekonomi, sehingga siklus ekonomi bisa berkutat tidak hanya di peternak tetapi juga kepada masyarakat seperti buruh pembuat bungkus alami seperti besek bambu, dan sejenisnya,” ujarnya.
Waktu itu kita mencoba mencari sesuatu yang berbeda, plastik sudah biasa dan rentan menjadi limbah, kertas nasi pun dilapisi plastik, coba dengan kertas koran, ternyata menempel di daging dan saat dicuci susah lepas dari daging. Kemudian kita melihat besek dari bambu, pertama ramah lingkungan dan harga juga tidak mahal dibanding plastik yang berkualitas, maka itu menjadi pilihan Dompet Dhuafa dalam penggunaan besek bambu untuk mengemas daging kurban.
"Tahun lalu kami lakukan hal itu untuk 50 ekor kurban yang kita berikan ke masyarakat Zona Madina, Parung. Antusias masyarakat dan perangkat desa mengapresiasi terhadap proses kurban tanpa adanya sampah plastik dalam kurban saat itu," katanya.
Kurban tahunan ini dengan metode pemberdayaan ini bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat, sebagai contoh yang dilakukan oleh rekan-rekan wilayah Sulawesi Selatan dengan memberdayakan pengrajin besek di Pangkep, berkurban bukan semata ibadah tetapi lebih kepada efek samping yaitu bisnis bagi para peternak tentunya dengan manajemen pemberdayaan yang baik dan berkelanjutan.
Terkait dengan kemasan tersebut seperti besek dan sejenisnya tentu menjadi implikasi sampingan sehingga para pengrajin besek dan sejenisnya menjadi mitra pendukung kurban yang akan dijalankan tahun ini. Dompet Dhuafa mendorong terjadinya perputaran siklus ekonomi masyarakat jauh lebih baik sekaligus membantu pemerintah dalam mengurangi limbah plastik.
“Selain itu Dompet Dhuafa sejalan dengan anjuran pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penggunaan wadah yang ramah lingkungan serta menghindari penggunaan kantong plastik sekali pakai dalam memberikan daging hasil potongan saat Idul Adha nanti,” tutup Yuli Pujihardi.