Sabtu 20 Jul 2019 16:29 WIB

Tahun Ajaran Baru MIT Alhamid: Doa Orang Tua itu Utama

Tahun ajaran baru di MIT Alhamid momentum perkuat relasi orang tua dan anak.

Suasana pembekalan di MIT Alhamid
Foto: Dok Istimewa
Suasana pembekalan di MIT Alhamid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ajaran baru 2019/2020 menjadi ajang pembekalan spiritual bagi para siswa di Madrasah Ibtidaiyyah Terpadu Alhamid, Cilangkap, Jakarta Timur. Sebanyak 645 siswa MIT Alhamid pun larut dalam suasana khusyuk pembekalan tersebut. 

Berlangsung di halaman MIT Alhamid, Cilangkap, para siswa mendengarkan taushiyah dan pembekalan oleh perwakilan dewan guru yang diwakili oleh Kepala MIT Alhamid H Jamroji Ihyak dan dan Ketua Yayasan Mantab Alhamid, Cilangkap, Jaktim KH Lukman Hakim Hamid.  

Baca Juga

Dalam butiran-butiran hikmahnya yang disampaikan di hadapan para siswa, Kiai Lukman menekankan tiga niat dasar yang mesti dimiliki siswa selama mencari ilmu yaitu menghilangkan kebodohan, berbakti kepada orang tua, dan berjuang di jalan Allah SWT. 

Dia mengatakan, dalam konteks belajar mengajar, orang tua tidak hanya terbatas pada mereka yang telah melahirkan dan membesarkan lalu menikahkan seseorang, melainkan orang tua juga adalah mereka yang mendidiknya menjadi pintar baik secara spiritual ataupun akademik. 

“Di sinilah asatidz MIT Alhamid, hendak tutur mengambil peran sebagai sebuah amanat,” kata dia sembari mengucapkan terimakasih atas kepercayaan wali murid menempatkan anak mereka belajar di MIT Alhamid. Pada tahun pelajaran baru 2019/2020 sebanyak 94 anak didik belajar di MTI Alhamid.

Kepala MIT Alhamid, H Jamroji Ihyak, mengatakan pihak madrasah tidak akan pernah membeda-bedakan anak didik dan memosisikan mereka sama sebagai siswa yang berprestasi. Hal ini karena pada prinsipnya anak itu tidak ada yang bodoh, semuanya cerdas. Baik yang cerdas secara akademik, cerdas secara sosial, cerdas emosional, cerdas secara fisikal, dan spiritual. 

photo
undefined

Pada kesempatan tersebut, Jamroji menekankan pentingya sinergi antara guru dan wali murid. Dia menjelaskan dalam 24 jam, anak hanya belajar tujuh jam belajar di sekolah atas bimbingan dan tanggung jawab guru, sementara sisanya 17 jam  anak di rumah bersama orang tua, dalam bimbingan dan tanggung jawab orang tua. 

Dia juga mengajak wali murid senantiasa mendoakan yang terbaik buat buah hatinya selama menempuh masa-masa belajar. “Doa orang tua terhadap anak tidak terhalang apapun dan siapapun, Allah SWT pasti kabulkan, maka banyak-banyaklah mendoakan anak-anak kita,” tutur alumni Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement