REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Setidaknya dua kali Pondok Pesantren Ciwedus di Kabupaten Kuningan Jawa Barat hangus dibakar. Kejadian itu terjadi sekitar 1935 dan 1984 pada masa penjajahan Belanda dan ketika bergejolaknya gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Penyebabnya karena Pesantren Ciwedus kerap berani melakukan perlawanan-perlawanan terhadap berbagai penindasan terutama saat masa penjajahan.
Penyerangan yang dilakukan baik pada masa penjajahan Belanda maupun saat begejolaknya gerakan PKI terhadap Pesantren Ciwedus tak hanya membuat bangunan pesantren yang sudah beridiri sejak 1800 M itu porak-poranda. Tapi banyak juga kitab milik Kiai Ahmad Shobari hilang. Beruntungnya keturunan Kiai Shoari berhasil menemukan satu kitab karya Kiai Shobari.
Kitab tersebut berisi tentang keilmuan tasawuf. Kitab itu ditemukan dari keturunan santri Kiai Shabari. Kitab tasawuf itupun masih dalam kondisi baik dan disimpan di kediaman Kai Ahmad Musthofa.
“Kitabnya banyak tersebar karena diselamatkan santri-santrinya, ini saya menemukan kitab tasawufnya, Thariqah Syattariyyah, dari santrinya di Bandung,” kata Kiai Ahmad Muthofa yang merupakan cicit dari Kiai Shobari saat berbincang dengan Republika,co.id pada Kamis (11/7).
Menurut Kiai Musthofa, Kiai Shobari juga menulis Syarh Fath al-Mu’in dan syarh Tafsir al-Jalalain. Itu dibuat setelah beliau mengaji ke Syekh Kholil Bangkalan.