REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Taj al-Salatin merupakan kitab karangan Bukhari al-Jauhari yang terbit pada 1603 di Aceh Darussalam. Buku tersebut membicarakan masalah etika, politik, dan pemerintahan yang ideal menurut ajaran Islam.
Guru besar sastra Universitas Paramadina Prof Abdul Hadi WM dalam Cakrawala Budaya Islam menjelaskan, pengarang kitab itu sesuai namanya diduga berasal dari Bukhara, Asia Tengah. Pada akhir abad ke-16, al-Jauhari sempat bermukim di Johor, Semenanjung Malaya. Penguasaannya atas kesusastraan Arab dan Persia tampak jelas dari kandungan karyanya itu.
Kriteria pemimpin
Abdul Hadi mengatakan, sebagai sebuah teks kesusastraan Taj al-Salatin tergolong dalam genre adab. Karya Bukhari al-Jauhari itu berlaku sebagai kitab pedoman pemerintahan berdasarkan etika Islam. Judul Taj al-Salatin pun secara harifiah berarti 'mahkota raja-raja.'
Menurut al-Jauhari, seorang raja atau pemimpin mesti memenuhi sejumlah sifat. Di antaranya adalah memiliki ingatan yang kuat (al-hifdhu), pemahaman yang benar (al-fahmu), ketajaman pikiran (al-fikr), menghendaki kemakmuran rakyat (al-iradat), serta menerangi negeri dengan cinta dan kasih sayang (an-nur).
Di samping itu, seorang kepala pemerintahan harus pengampun, cermat, serta bertindak atas dasar musyawarah dan mufakat. Kebijakannya pun tak boleh bertentangan dengan Alquran dan Sunnah Rasulullah SAW.
Kesementaraan