Rabu 03 Jul 2019 08:08 WIB

Toko Buku, Tonggak Syiar Islam di Trinidad & Tobago

Islamic Trust, berawal toko buku dan perpustakaan.

Muslim Trinidad Tobago
Foto: Youtube
Muslim Trinidad Tobago

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Tahun 1975 merupakan tonggak penting. Islamic Trust, yang dimulai sebagai toko buku dan perpustakaan, dibentuk oleh kaum muda Muslim berpendidikan. Mereka yang memiliki pendidikan sekuler Barat tertarik pada usaha ini.

Pada tahun 1980an, pendakwah dari Arab Saudi tiba di Trinidad. Tiga tahun kemudian organisasi yang memfasilitasi pembiayaan umat Islam didirikan. Wadah tersebut mendorong Muslim untuk lebih giat membangun perekonomian. Koperasi perumahan juga dibentuk untuk memudahkan masyarakat memiliki rumah.

"Ada lebih dari 100 masjid di negara ini. Semuanya dapat dimanfaatkan untuk beribadah dan beraktivitas yang menyemarakkan Islam," jelas dia.

Dalam hal kehidupan sosial, ada sekolah dasar dan menengah Muslim dan dua institusi, Darul Ulum dan Asja yang menghasilkan sarjana dan imam terlatih secara lokal. Mereka mengajarkan bahasa Arab dan hukum Islam.

Hingga awal abad ke 20 praktik agama dan budaya di Trinidad dan Tobago tidak terlalu beragam. Namun sejak tahun 1914-1921, ada aliran agama Islam yang berbeda. Aliran ini pada mulanya tidak diterima, tapi kemudian lambat laun kelompok tersebut berkembang.

Haji Kamal Hosein, anggota Asosiasi Muslim Sunni Arabwi Anjuman (ASJA) mengatakan, ketika Muslim pertama kali datang sebagai pekerja paksa, mereka tidak diizinkan untuk secara terbuka mempraktikkan iman mereka. Dia mengungkapkan bahwa Muslim pertama adalah Haji Ruknuddeen Sahib, yang datang di SS Moy pada bulan November 1897.

"Dia mulai mengkhotbahkan Islam di lokasi rahasia, karena para pekerja paksa tidak diizinkan untuk menggunakan cahaya atau mengadakan pertemuan umum. Dia biasa membaca Alquran di bawah sinar bulan, "kata Hosein. Para pengikut harus melarikan diri jika mereka tertangkap. Mereka sering dianiaya karena keyakinan agama mereka.

Sahib berdakwah di negeri ini. Ketekunan dalam berdakwah membuatnya dinobatkan sebagai tokoh agama yang dipanggil syekh Islam. Bersama dengan Sayad Abdul Aziz (lahir di Afghanistan pada tahun 1883) dan Haji Yacoob Ali (lahir di Trinidad-Tobago pada 1875), dia membentuk ASJA pada 1933.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement