REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam meningkat sejak akhir abad ke-19. Banyak penduduk Trinidad dan Tobago memeluk Islam di daerah yang sebelumnya tidak ada Muslim. Membangun dan menghidupkan Islam berlangsung melalui berbagai kegiatan di masjid dan sekolah.
Masjid di Trinidad memiliki sekolah berbahasa Urdu dan Arab. Anak-anak dapat belajar tentang Islam dengan mudah. Selain mempelajari Alquran, mereka juga mengkaji fikih dan berbagai ilmu lainnya.
Sekolah Muslim pertama berdiri pada 1940an. Asosiasi Nasional India Timur juga di bentuk. Syed Abdul Aziz adalah pendiri sekolah ini. Pada awal tahun 1970an, ada pembentukan Persatuan pendakwah Islam. Anggotanya meng ajarkan Islam dengan cara yang sesuai dengan kehidupan modern.
Mereka juga menyediakan literatur dalam bahasa Inggris. Ini merupakan awal dari revitalisasi Islam. Ada juga gerakan tabligh. Pelakunya adalah sekelompok pendakwah dari India yang bekerja di antara umat Islam. Mereka mengajarkan umat Islam untuk giat beribadah. Kegiatan mereka efektif untuk menghidupkan semangat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Dr Nasser Mustapha, dosen sosiologi di Departemen Ilmu Perilaku The University of West Indies menjelaskan, bahwa kehadiran agama ini dimulai dari kedatangan orang India Timur. Berdasarkan data sensus yang diambil sekitar tahun 1901, persentase Muslim di Trinidad sama dengan yang ada di bebe rapa bagian India Utara, seperti Uttar Pradesh dan Bihar, asal sebagian besar orang India datang. Jadi, populasi India di Trinidad adalah cerminan budaya India Utara.
Muslim yang datang mayoritas bermazhab Hanafi. Pada mulanya mereka bertahan hidup, kemudian membaur dengan lainnya membangun negeri tersebut agar berkembang. Mereka masuk ke lingkungan asing sehingga kerap merasa ter ancam. Umat Islam mempertahankan hubungan mereka dengan tanah air. Ini karena banyak dari mereka datang dan berusaha untuk kembali ke negara asalnya," jelas dia, sebagaimana diberitakan Carribeanmuslim.com.