REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Hingga awal abad ke 20 praktik agama dan budaya di Trinidad dan Tobago tidak terlalu beragam. Namun sejak tahun 1914-1921, ada aliran agama Islam yang berbeda. Aliran ini pada mulanya tidak diterima, tapi kemudian lambat laun kelompok tersebut berkembang.
Haji Kamal Hosein, anggota Asosiasi Muslim Sunni Arabwi Anjuman (ASJA) mengatakan, ketika Muslim pertama kali datang sebagai pekerja paksa, mereka tidak diizinkan untuk secara terbuka mempraktikkan iman mereka. Dia mengungkapkan bahwa Muslim pertama adalah Haji Ruknuddeen Sahib, yang datang di SS Moy pada bulan November 1897.
"Dia mulai mengkhotbahkan Islam di lokasi rahasia, karena para pekerja paksa tidak diizinkan untuk menggunakan cahaya atau mengadakan pertemuan umum. Dia biasa membaca Alquran di bawah sinar bulan, "kata Hosein. Para pengikut harus melarikan diri jika mereka tertangkap. Mereka sering dianiaya karena keyakinan agama mereka.
Sahib berdakwah di negeri ini. Ketekunan dalam berdakwah membuatnya dinobatkan sebagai tokoh agama yang dipanggil syekh Islam. Bersama dengan Sayad Abdul Aziz (lahir di Afghanistan pada tahun 1883) dan Haji Yacoob Ali (lahir di Trinidad-Tobago pada 1875), dia membentuk ASJA pada 1933.