Jumat 28 Jun 2019 20:09 WIB

Islam Wasathiyah Bentengi Generasi Milenial dari Radikalisme

Islam Wasathiyah salah satu solusi hadang radikalisme.

Kerukunan Beragama (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Kerukunan Beragama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALU— Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Sagaf S Pettalongi MPd, mengemukakan konsep Islam washatiyah menjadi salah satu solusi yang harus dikedepankan untuk menjauhkan generasi milenial dari radikalisme dan ekstremisme.

Dia mengatakan radikalisme merupakan kejahatan luar biasa yang di lakukan seseorang atau sekelompok orang. Kejahatan ini, tidak tumbuh atau lahir dengan sendiri, melainkan ada proses pengkaderan atau semacam proses penanaman paham radikal.

Baca Juga

Menurut dia, paham ini cenderung menargetkan generasi mudah, generasi milenial. Kementerian Agama menyebut radikalisme sebagai salah satu paham yang ekstrem yang di dunia pendidikan justru tumbuh di sekolah umum. Salah satu pemicunya waktu ajar pendidikan agama yang sedikit sehingga pemahaman terhadap agama menjadi tidak optimal dan menyeluruh. 

Dia menjelaskan, porsi pendidikan agama di sekolah nonagama umumnya hanya dua jam setiap pekan sehingga materi keagamaan menjadi kurang. 

Dia mengutip data Badan Intelijen Negara (BIN). Sekitar 39 persen mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi telah terpapar paham radikal, pada 2018. Hal itu berdasarkan penelitian BIN yang dilakukan pada 2017 lalu.

Menurut dia, data BIN menyebut 15 provinsi di Indonesia menjadi perhatian pergerakan radikalisme itu. Dari survei yang dilakukan diperoleh data 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad untuk tegaknya negara Islam.

"Karena itu penting, dan harus di kembangkan lebih mengenai upaya penanaman pemikiran Islam wahatiyah terhadap generasi muda slam, yang melibatkan seluruh komponen pemerintah, masyarakat, organisasi keagamaan dan tokoh-tokoh agama," sebutnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan Islam wasathiyah dalam bahasa Alquran adalah kelompok yang berada di pertengahan, tidak memihak pada salah satu kelompok tertentu, menerapkan suatu cara pandang yang adil dan objektif. Islam washatiyah memiliki tiga nilai yaitu, sebagai penengah, damai dan mendamaikan. Kemudian, adil dan tidak memihak. Selanjutnya, terbuka bijak kepada sesama.

Islam wasathiyah adalah model dakwah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW  dalam menyebarkan nilai Islam yang rahmatan lil alamin. Dalam Islam sesuai dengan yang di ajarkan nabi bahwa, tidak ada paksaan dalam beragama, menghormati perbedaan suku, agama, RAS, budaya, dan golongan, katanya..

Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S Pettalongi MPd menjadi salah satu pembicara dalam Workshop Bina Moderasi Islam Bagi Generasi Millenial yang di selenggarakan oleh Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Tengah.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement