Cukuplah seseorang dinilai buruk jika ia menghina saudaranya sesama Muslim. Setiap Muslim atas Muslim lainnya diharamkan darahnya, hartanya, dan kehormatannya. Beberapa kondisi bisa membantu dalam menguatkan hijrah seseorang. Kondisi pertama adalah suasananya. Suasana ini penting untuk mendorong seseorang istiqamah dalam hijrah.

Pakaian merupakan bagian da ri suasana dalam hijrah. Namun, suasana yang paling tinggi dan baik adalah berada di masjid. Hati seseorang yang sedang hijrah harus ditinggalkan di masjid. Berkah paling banyak berada di majelis taklim, membantu menciptakan suasana hijrah dan selalu mengingat Allah SWT.

Hal kedua, yakni bithonah atau keberadaan penyokong dan teman dekat. Ustaz Wijayanto menyebut, komunitas hijrah tidak akan bisa bertahan tanpa adanya pihak-pihak di sekitarnya yang menjadi pendukung ia untuk terus berada di jalan Allah. Kebanyak an orang-orang yang berbuat maksiat menurutnya bukan karena orang tuanya, tapi karena teman-teman dekatnya.

Dalam HR Ahmad disebutkan, "Seseorang tergantung agama teman dekatnya maka hendaknya kalian memperhatikan siapakah teman dekatnya."

Rasulullah SAW pun pernah bersabda dalam HR Bukhari, "Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang pen jual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual mi nyak wangi mungkin akan mem berimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan, pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap."

"Selanjutnya, adalah mencari pemimpin, ustaz, guru. Merekamereka yang bisa menuntun dalam kebaikan. Dan, terakhir untuk mendukung hijrah adalah adanya ilmu, pengetahuan, atau ma'rifah," ucap Ustaz Wijayanto

Ikuti Whatsapp Channel Republika