Jumat 31 May 2019 16:16 WIB

Bergerak dalam Hijrah dan Pentingnya Mengingat Kematian

Orang yang pintar adalah mereka yang selalu memgingat kematian.

Kematian (ilustrasi)
Foto:

Begitu pula dengan tata surya ini. Matahari, bulan, bintang, bumi, dan planet-planet yang ada di angkasa ini bergerak, hijrah. Jika bumi ini diam, matahari ini diam, orang-orang yang tinggal di bumi akan mati. Ia pun mencontohkan darah dalam tubuh manusia harus digerakkan agar manusia tetap hidup.

Jika darah itu tidak lagi mengalir dalam tubuh, orang itu telah meninggal dunia. Begitupun dengan kehidupan yang dijalani oleh manusia. Salah satu tanda kehidup an adalah hijrah. Hijrah bisa diartikan secara fisik, mau pun secara psikologis. Mendekat kepada Allah, termasuk hijrah, bergerak.

"Hijrah ini keniscayaan. Hijrah berasal dari kata muhajarah atau keluar dari negeri kafir ke negeri iman, dan Hajaro artinya berpaling. Berpaling dari mana? Berpaling dari sesuatu yang negatif menuju yang positif," lanjutnya.

Meski hijrah merupakan sesuatu yang baik, Ustaz Wijayanto tidak ingin jika hijrah ini seperti fenomena pendulum. Di mana hijrahnya hanya berupa atribut dan melupakan attitude atau perilaku. Hijrah bukan hanya dari fisik atau simbol, melainkan juga dicerminkan dalam perbuatan. Karena itu, ia menyebut, untuk hijrah memerlukan kekuatan. Ada perilaku yang harus mengikuti ketika seseorang berhijrah.

Perilaku ini menjadi pakaian takwa, takwa hahuna. Takwa hahuna ini ada dalam hati manusia. Rasulullah SAW ketika menjelaskan posisi ketakwaan seseorang, beliau selalu menunjuk bagi an dada-Nya sebanyak tiga kali berturut-turut sembari ber kata, "Taqwa hahuna (takwa itu di sini)."

Rasulullah SAW pernah bersabda, "Janganlah kalian saling bersikap dengki, saling menipu, saling membenci, saling mem be lakangi dan janganlah membeli atau menjual barang yang hendak dibeli atau dijual oleh orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang saling bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim lainnya, tidak mezaliminya, tidak menelantarkannya, tidak membohonginya dan tidak menghinanya." Selanjutnya be liau bersab da: "At-Taqwa Ha Huna (Taqwa itu ada di sini).", seraya menunjuk dadanya sebanyak tiga kali.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement