Senin 27 May 2019 11:55 WIB

Meninggalkan Kesenangan Dunia

Siksaan itu tak ubahnya bagai api yang menggodok keimanannya menjadi matang.

Ilustrasi kafilah dagang di gurun pasir
Foto:

Utsman berhijrah pula ke Madinah, hingga tidak diusik lagi oleh Abu Lahab, Umayah, Utbah atau oleh gembong-gembong lainnya yang telah sekian lama menyebabkan mereka tak dapat menidurkan mata di malam hari, dan bergerak bebas pada siang hari.

Ia berangkat ke Madinah bersama rombongan sahabat-sahabat utama yang dengan keteguhan dan ketabahan hati. Di Madinah al-Munawwarah itu tersingkaplah kepribadian yang sebenarnya dari Utsman bin Mazh'un, tak ubah bagai batu permata yang telah diasah, dan ternyatalah kebesaran jiwanya yang istimewa.

Kiranya ia seorang ahli ibadah, seorang zahid, yang mengkhususkan diri dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada Ilahi. Ia mengisi kehidupan nya dengan amal dan karya serta jihad dan berjuang di jalan Allah. Memang, ia adalah seorang rahib di larut malam, dan orang berkuda di wak tu siang hari.

Bahkan, ia adalah seorang rahib yang baik di waktu siang maupun di waktu malam, dan di samping itu sekaligus juga orang berkuda yang berjuang siang dan malam. Ibnu Mazh'un amat disayangi oleh Rasulullah SAW. Tatkala ruhnya berkemas-kemas hendak berangkat, hingga dengan demikian ia merupakan Muhajirin pertama yang wafat di Madinah dan yang mula-mula merintis jalan menuju surga, Rasulullah SAW berada di sisinya.

Rasulullah SAW membungkuk men ciumi kening Ibnu Mazh'un serta memb asahi kedua pipinya dengan air yang berderai dari kedua mata beliau yang diliputi dukacita. Hingga di saat kematiannya, wajah Utsman tampak bersinar gilang-gemilang.

Rasulullah SAW bersabda, melepas sahabatnya yang tercinta itu, Semoga Allah memberimu rahmat, wahai Abu Saib. Engkau pergi meninggalkan dunia, tak satu keuntungan pun yang kamu peroleh daripadanya, serta tak satu kerugian pun yang dideritanya daripadamu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement