Rabu 15 May 2019 23:15 WIB

Ramadhan, Melatih Kejujuran dan Jiwa Muraqabah

Selama Ramadhan, hendaknya diri terlatih membiasakan kejujuran dan jiwa muraqabah

Ilustrasi Ramadhan
Foto: Reuters/Amr Abdallah Dalsh
Ilustrasi Ramadhan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Budi Santosa

Salah satu jalan menuju ketakwaan ialah dengan muraqabah alias selalu merasa diawasi. Muraqabatullah berarti merasa diawasi oleh Allah. Orang beriman meyakini bahwa setiap gerak perbuatannya, termasuk gerakan hati, selalu dicatat Allah di mana pun dan kapan pun dia berada. “Dan Dia bersama kamu di mana pun saja kamu berada” (al-Hadid: 4).

Baca Juga

Manusia yang keimanannya lurus pasti akan berpikir sekian kali bila akan melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan tuntunan-Nya. Itulah kondisi ideal bagi seseorang yang memiliki keimanan yang benar.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu sarana untuk melatih dan mendidik jiwa manusia agar memiliki sifat muraqabatullah. Selama sebulan penuh, kita insya Allah dapat melalui ujian dalam menahan lapar, dahaga, dan syahwat.

Ramadhan sebagai syahru tarbiyah (bulan pendidikan) hendaknya menjadi momen mendidik kejujuran pelakunya, pengamal puasa. Dengan begitu, seorang Muslim selepas Ramadhan akan "lulus", yakni terbiasa merasa diawasi Allah SWT dalam tiap gerak langkahnya.

Seorang Muslim yang yakin betul diawasi Rabbnya, akan berpikir berkali-kali sebelum mengucapkan atau melakukan kebohongan alias korupsi.

Jika kita menilik, koruptor yang malang-melintang di pemberitaan media massa adalah mayoritas beragama Islam. Pertanyaannya, sejauh mana keberhasilan latihan kejujuran yang telah dilaksanakaan pada saat berpuasa?

Jangan-jangan mereka tak memerhatikan sinyal dari Rasulullah SAW. Beliau menyatakan, banyak di antara umat Islam yang berpuasa hanya mendapat lapar dan dahaga. Itu artinya, ada kesalahan dalam memaknai perintah puasa.

Sebagai upaya meningkatkan kejujuran sekaligus mengurangi praktik korupsi dalam masyarakat kita, maka kualitas puasa kita harus kita tingkatkan. Salah satu cara meningkatkan kualitas puasa adalah melalui upaya meningkatkan jiwa muraqabahtullah.

Tidak hanya pada saat berpuasa, tetapi dalam setiap langkah amal perbuatan kita sehari-hari. Jiwa muraqabatullah tersebut akan meningkatkan budaya kejujuran. Kita akan merasa malu berbuat curang. Pada akhirnya, ini akan mengikis perbuatan korupsi di segala aspek kehidupan. Wallahu a'lam bishshawab.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement