Selasa 30 Apr 2019 11:43 WIB

Antara Diplomasi dan Dakwah

Diplomasi bagi sebuah entitas suatu bangsa mutlak diperlukan.

Dakwah
Foto:

Surat tersebut juga dianggap sebagai keberhasilan penggunaan media surat pertama. Menyusul respons positif sang Raja. Negara Kristen yang wilayahnya pada waktu itu secara yuridiksi gerejani berada di bawah gereja Ortodoks Koptik di Mesir, telah mengulurkan tangan persahabatan untuk membantu umat Islam.

Bahkan, sejumlah riwayat menyebutkan surat itu disusul dengan pernyataannya untuk memeluk agama Islam—sekalipun diperdebatkan di kalangan ahli sejarah—tanpa paksaaan apa pun. Surat yang dituliskan itu memiliki banyak versi.

Redaksi surat menurut riwayat Sa'd bin Al Musayyib cukup sederhana. Surat tersebut berisi ajakan untuk kembali ke kalimat yang sama, yaitu tidak menyembah zat selain Allah, tidak menjadikan selain-Nya sebagai pelindung. Dalam riwayat itu pula, disebutkan bahwa sang Raja menyatakan masuk Islam. 

Di antara riwayat lain, datang dari nukilan Az Zai'lai. Redaksi itu lebih lengkap. Surat tersebut menyajikan fakta mengenai konsep teologi Kristen yang dipandang dari sudut Islam menyangkut status Isa dan Maryam.

Isa al-Masih sebagai firman Allah (Arab: al-Kalimah) dan kelahiran perawaniah (the virgin of birth) Isa dari Sayidatina Maryam melalui roh Allah. Konsep tersebut pada dasarnya tidak bertentangan dengan substansi Injil yang dibawa oleh Nabi Isa.

Pencamtuman pandangan tersebut dinilai tepat untuk memberikan persepsi sama. Rasulullah mengawalinya dengan mencari persamaan dan bukan perbedaan. Metode itu jauh lebih efektif menarik simpati objek dakwah. Tetapi, yang perlu digarisbawahi penegasan itu disampaikan Rasulullah setelah meletakkan syahadat di pembukaan surat.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement