REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan umum (pemilu) serentak yang berlangsung pada Rabu (17/4) lalu sudah lewat, tetapi justru menyisakan duka. Pasalnya, pemilu tahun ini menyebabkan jatuhnya banyak korban meninggal, baik dari petugas KPPS maupun personel kepolisian.
Terkait itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi angkat bicara. Menurut dia, di satu sisi pemilu 2019 patut diapresiasi karena berjalan dengan lancar, aman, dan terkendali. Namun, di sisi lain, duka yang ditimbulkannya patut menjadi perenungan bersama.
Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya mengusulkan kepada pemerintah dan DPR untuk mengevaluasi penyelenggaraan pemilu serentak. Misalnya, kaji ulang perlukah pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif (pileg) digelar dalam hari yang sama.
Dengan mempertimbangkan banyaknya petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) yang gugur akibat kelelahan di berbagai wilayah di Indonesia, maka patut dikaji aspek kesiapan sumber daya manusia (SDM).
"Hal tersebut tentunya sangat menyedihkan kita semua, untuk itu MUI menyampaikan duka yang sangat mendalam atas wafatnya mereka semuanya, semoga almarhum husnul khotimah, diampuni dosa-dosanya dan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah SWT," kata Zainut Tauhid Sa'adi kepada Republika.co.id, Senin (22/4).
MUI juga, lanjut dia, mendoakan supaya keluarga korban diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima kepergian mereka. Kepada pemerintah, MUI mengimbau agar bisa memberikan perhatian dan imbalan sepantasnya atas jasa dan pengorbanan mereka seluruhnya.
Zainut menyampaikan, MUI kembali mengimbau kepada semua pihak untuk tetap menjaga suasana aman dan kondusif. Pihaknya juga meminta seluruh elemen masyarakat untuk menjauhi segala bentuk provokasi dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah-belah umat, bangsa dan negara.
"MUI mendorong dan mendukung setiap upaya dan ikhtiar untuk melakukan rekonsiliasi dan ishlah nasional untuk kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia, untuk hal tersebut MUI siap menjadi mediator dan fasilitatornya," ujarnya.
Dia mengakui, pascapemilu 2019 tak sepi dari prokontra, terutama dalam hal banyaknya laporan masyarakat. Misalnya, terkait surat suara yang dinilai telah dicoblos secara tidak semestinya. Untuk itu, Zainut meminta seluruh pemangku kepentingan untuk selalu bersikap amanah.
"Hal ini mengingat banyaknya laporan dari masyarakat bahwa banyak kertas suara yang rusak atau tidak dicoblos oleh pemilih karena banyaknya kertas suara yang mereka diterima," kata dia.