Kamis 04 Apr 2019 12:45 WIB

Kimia Farma Hadirkan Klinik Apung Pertama di Lombok

Kimia Farma bertekad turut andil dalam menyehatkan masyarakat di seluruh wilayah.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Pemkab Lombok Barat bersama Dompet Dhuafa dan Kimia Farma meresmikan operasional klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis (4/4).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Pemkab Lombok Barat bersama Dompet Dhuafa dan Kimia Farma meresmikan operasional klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, NTB, Kamis (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Nusa Tenggara Barat (NTB) terdiri atas bentangan pulau-pulau yang elok dan eksotis, yang memberikan tantangan bagi pemerintah maupun masyarakat dalam akses kesehatan bagi warga pesisir. Merespons hal itu, PT Kimia Farma (Persero) Tbk bersama Dompet Dhuafa, Rumah Cerdas, dan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, meresmikan klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, pada Kamis (4/4).

Direktur Umum dan Human Capital Kimia Farma Arief Pramuhanto mengatakan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang farmasi, Kimia Farma bertekad turut andil dalam menyehatkan masyarakat di seluruh wilayah dari semua kalangan. "Klinik apung ini menjadi misi kemanusiaan kita bersama demi meningkatkan status kesehatan masyarakat yang baik melalui pendampingan untuk hidup sehat," ujar Arief saat peresmian klinik apung di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, pada Kamis (4/4).

Baca Juga

Arief menyampaikan klinik apung akan menjangkau tujuh wilayah di pulau-pulau kecil yang ada di Lombok Barat seperti Telaga Lupi, Teluk Gok, Gili Nanggu, Gili Gede, Gili Asahan, Bangko-Bangko, dan Geresak, dengan jumlah penduduk sekira 900 Kepala Keluarga (KK). Tidak hanya membidik kampung-kampung nelayan, Kimia Farma juga menyasar daerah yang sedang dikembangkan potensi wisatanya.

Arief berharap melalui klinik apung, masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan spesialis, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pelayanan gawat darurat, pelayanan rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan, dan program promotif preventif.

"Klinik Apung juga menyediakan Taman Baca untuk anak-anak yang menetap di pulau-pulau yang dikunjungi. Buat Kimia Farma, ini klinik apung pertama, mudah-mudahan bisa lanjut untuk klinik apung selanjutnya," kata Arief.

Arief menjelaskan, secara nasional, Kimia Farma memiliki 1.200 apotek, 550 klinik, dan 60 laboratorium. Sedangkan di NTB, Kimia Farma memiliki 34 jaringan apotek, 560 klinik, dan satu laboratorium.

"Kalau melihat kondisi NTB, ternyata banyak pulau kecil, kami berharap dengan adanya klinik apung menjadi satu model pelayanan kesehatan yang lebih baik. Kalau bisa klinik apung menjadi klinik pratama agar bisa memberikan layanan lebih baik," ucap Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement