Senin 01 Apr 2019 21:48 WIB

Mengenal Masjid Tertua di China, Huaisheng

Masjid ini didirikan seorang paman Rasulullah SAW.

Masjid Agung Guangzhou, juga dikenal sebagai Masjid Huaisheng, masjid tertua di Cina. Dibangun pada masa kekaisaran Dinasti Tang pada tahun 635 M (islaminchina.info)
Foto: .
Masjid Agung Guangzhou, juga dikenal sebagai Masjid Huaisheng, masjid tertua di Cina. Dibangun pada masa kekaisaran Dinasti Tang pada tahun 635 M (islaminchina.info)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Huaisheng di Guangzhou, Cina, merupakan bangunan yang bernilai sejarah. Rumah ibadah itu didirikan paman Rasulullah SAW, Sa'ad bin Abi Waqqas. Kisah kedatangan Sa'ad ke Cina bermula dari keberhasilan pasukan Muslim menaklukkan Persia di era Khalifah Utsman bin Affan.

Kaisar Persia saat itu, Yazdegerd III (632-651), melarikan diri dari singgasananya saat pasukan Muslim sudah menggempur Ibukota Persia. Dia lantas meminta perlindungan kepada antara lain Kaisar Tai Tsung. Awalnya, penguasa Dinasti Tang itu tidak menggubrisnya karena enggan berhadapan dengan pasukan Muslim yang terkenal militan.

Baca Juga

Kaisar berikutnya, Yong Hui, ternyata bervisi ambisius, yakni ingin melebarkan kekuasaan ke arah barat. Namun, upaya militer Yong Hui kemudian gagal. Bahkan, pasukan Muslim di bawah komando Ahnaf bin Kais al-Tamimi berhasil membunuh Yazdegerd III di tepi Sungai Oxus.

Sebagai bentuk protes, Khalifah Utsman mengirim utusan ke ibukota pemerintahan Dinasti Tang di Chang'an (kini kota Xi'an, Provinsi Shaanxi, RRC). Utusan itu dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqas, yang sebelumnya juga terlibat dalam penaklukan Persia.

 

Menyebut nama Sa'ad bin Abi Waqqas, ada dua sumber tentang perannya dalam persebaran Islam di Negeri Tirai Bambu. Mengutip Perkembangan Islam di Tiongkok karya Ibrahim T Y Ma (1979), Sa'ad bin Abi Waqqas merupakan salah seorang sahabat yang ikut dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Abbesinia (Ethiopia). Namun, dia memilih menetap di sana beberapa waktu lamanya. Kemudian, dia memimpin pelayaran mengarungi Samudra Hindia hingga sampai di pesisir Laut Cina Selatan. Kapal-kapal layar mereka tiba di Guangzhou pada 616. Usai itu, Sa'ad kembali lagi ke Arab.

Masih menurut TY Ma, ada pula sumber lain yang menyebut ketokohan Sa'ad bin Abi Waqqash. Kali ini, dituturkan bahwa pada era Khalifah Utsman bin Affan dibentuklah tim delegasi ke China. Tim yang dipimpin Sa'ad bin Abi Waqqash ini diterima penguasa Dinasti Tang saat itu, Kaisar Kao-tsung. Sa'ad dan tim dilayani sebagaimana tamu kerajaan. Keamanan mereka terjamin selama di Cina. Peristiwa ini diperkirakan terjadi sekira 20 tahun pasca-wafatnya Rasulullah SAW.

Setelah kesepakatan tercapai, kaisar itu mengizinkan Sa'ad untuk tinggal dan bahkan boleh menyebarkan Islam di Guangzhou. Dakwah pun berlangsung kira-kira 18 tahun lamanya. Sa'ad terus menyebarkan risalah Islam di negeri Cina hingga wafatnya dalam usia 80 tahun.

Beberapa sumber menyebutkan, jasad paman Rasulullah SAW itu dikebumikan di sekitar kompleks Masjid Huaisheng.

Selain Masjid Huasheng, beberapa rumah ibadah Muslim juga dibangun dalam era dinasti-dinasti klasik. Sebut saja Masjid Qingjing di Quanzhou dan Masjid Xianhe di Yangzhou. Keduanya termasuk wilayah kekuasaan Dinasti Song. Ada pula Masjid Fenghuang di Hangzhou yang dibangun dalam masa Dinasti Yuan. Keempat rumah ibadah itu--Huaisheng, Qingjing, Xianhe, dan Fenghuang--kini dijuluki Empat Masjid Kuno di Cina. Pemerintah setempat menggolongkannya sebagai bangunan cagar budaya.

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement