REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU), KH Abdul Ghoffar Rozin, menilai, santri tidak hanya mampu mengaji dan melakukan dakwah. Kalangan ini dapat menjadi penggerak ekonomi umat di manapun.
"Kalau di Kudus, dikenal dengan istilah 'Gus Jigang' (Ngaji dan dagang),” kata pria yang disapa Gus Rozin saat pembukaan acara Workshop Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis pesantren yang diselenggarakan RMI NU bekerjasama dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) di Pondok Pesantren Al Huda Klakah, Patokpicis, Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur, belum lama ini.
Seperti diketahui, pesantren tak hanya berperan sebagai tempat mengenyam pendidikan keagamaan. Pesantren juga memiliki potensi serta kewajiban dalam mempersiapkan mental dan pengetahuan usaha bagi santri dan masyarakat sekelilingnya. Melalui pelatihan dan peluang usaha yang bisa dilakukan oleh pesantren, santri dan masyarakat sekitar dididik untuk siap menghadapi tantangan peluang usaha yang semakin kompleks.
Gus Rozin menjelaskan, pesantren telah memiliki basis yang kuat, yaitu santri, alumni dan masyarakat sekitar. Tiga komponen tersebut selain menjadi objek harus juga menjadi subjek dalam pemberdayaan. Berjalannya fungsi Pemberdayaan ini akan menjadi penggerak ekonomi umat.
Karena hal demikian, kegiatan pelatihan UMKM di pesantren sangat penting dilakukan. Salah satunya terlihat dalam kegiatan workshop pengembangan UMKM berbasis pesantren yang berfokus pada pelatihan pembudidayaan jamur tiram, belum lama ini di Wajak, Kabupaten Malang, Jatim.
“Lahan yang tidak harus besar, modal usaha yang terjangkau, dan hasil yang bisa dipetik setiap hari merupakan sekian alasan yang utama bagi UMKM di pesantren untuk mencoba peluang agribisnis,” ungkapnya melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Kamis (21/3).
Sementara itu, Perwakilan Manajemen PT PGN, Santiaji Gunawan berharap hasil kerjasama antara RMI NU dan PT PGN ini mampu menghasilkan para wirausahawan dari kalangan pesantren. Dengan demikian para wirausaha muda tersebut mampu memimpin dunia usaha nantinya.
Sebagai informasi, acara workshop digelar dari Rabu (20/3) hingga Kamis (21/3). Kegiatan yang diikuti sekitar 120 peserta dari elemen pesantren, masyarakat sekitar dan pelaku UMKM ini dipandu oleh para ahli. Mereka berasal dari Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (UB) Malang dan Lembaga Pengembangan Pertanian PWNU Jawa Timur.