REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah menyambut baik Program Satu Kelurahan, Satu Remaja Masjid yang diluncurkan Dewan Masjid Indonesia (DMI).
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Sunanto, mengatakan peran remaja masjid memang sangat penting. Mereka bisa menggerakkan kaum muda agar tetap religius dan tidak terpengaruh dampak negatif perkembangan teknologi. Remaja masjid bisa berperan menjadi pengingat bagi remaja-remaja lainnya.
"Mereka (remaja) butuh orang-orang yang selalu mengingatkan dan mengajak untuk menjadi bagian dari pembangun agama dan kemajuan bangsa," kata Sunanto kepada Republika.co.id, Selasa (19/3).
Dia menyampaikan, program satu kelurahan, satu masjid yang diluncurkan DMI mendapat apresiasi dari Pemuda Muhammadiyah. Bahkan di satu kelurahan harus memiliki banyak remaja masjid, jangan hanya satu remaja masjid. Satu remaja masjid dinilai masih kurang banyak untuk menjadi duta remaja masjid di satu kelurahan.
Saat ini masjid cukup banyak di Indonesia, tapi remaja masjid yang aktif dan profesional baru sedikit.
Menurut Sunanto, memang remaja masjid di Indonesia perlu dihidupkan dan digerakkan. Salah satu caranya seperti yang dilakukan DMI melalui program satu kelurahan-satu masjid.
"Masjid harus dijadikan tempat ibadah, belajar agama, mengembangkan bisnis, jadi semua kegiatan tidak lepas dari nilai-nilai keagamaan," ujarnya.
Dia menjelaskan, supaya remaja masjid bisa dihidupkan dan digerakkan, maka masjid harus memfasilitasi remaja.
Sehingga mereka terasa terwadahi karakter dan keinginannya. Artinya masjid tidak hanya menjadi tempat sholat, tapi masjid bisa menjadi ruang bagi remaja untuk menyalurkan minat dan bakat mereka.
Tantangan terbesar, menurut dia, membuat masjid menjadi ruang berkreasi untuk remaja-remaja. Sehingga masjid bisa menjadi tempat meningkatkan kapasitas para remaja Muslim di berbagai daerah.