REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Suatu hari pascakenabian Sulaiman, satu jin menjelma menjadi manusia dan mendatangi Bani Israil. Ia menawarkan hal yang menggiurkan, "Maukah kalian kutunjukkan harta karun yang belum pernah kalian ketahui?" ujar jin itu kepada sekelompok Bani Israil. Mendengarnya, Bani Israil pun girang dan bersemangat. Tentu saja mereka mau meski tawaran itu datang dari orang tak dikenal dan tak terpercaya. "Ya, di mana itu?" tanya mereka.
"Galilah di bawah singgasana Sulaiman!" perintah si jin. Mereka pun menuruti dan berbondong-bondong menuju peninggalan istana Sulaiman yang megah tiada tara. Terbayang harta karun Nabi Sulaiman yang kekuasaannya tak tertandingi. Mereka pun segera menggali singgasana nabi mereka dengan tamak.
Namun, saat menggalinya, mereka kesulitan dan meminta bantuan jin. "Bantulah kami untuk menggali," ujar seorang dari Bani Israil. Namun, jin enggan. Apalagi menggali, mendekatinya saja jin ketakutan. "Aku di sini saja, aku tak akan ke mana-mana. Jika kalian tidak menemukannya, kalian boleh membunuhku," ujar jin dari golongan jahat tersebut.
Setelah beberapa lama, Bani Israil pun berhasil menemukan sebuah peti. Mereka girang setengah mati, begitu pun dengan si jin. Saat dibuka, isinya bukan emas atau berlian, melainkan setumpuk kitab usang. Namun, jin terperangah seakan menemukan barang lamanya yang hilang.
Bani Israil pun membuka lembaran-lembaran penuh catatan tersebut. Mereka kaget menemukan catatan ilmu sihir di dalamnya. Serta merta, jin yang licik segera berkata, "Ternyata Sulaiman adalah tukang sihir!" serunya menghasut Bani Israil. "Apa maksudmu?" mereka bertanya-tanya. "Kitab sihir ini Sulaiman sembunyikan untuk mengendalikan kalian semua," ujar jin berdusta.
Bani Israil yang bodoh pun gampang teperdaya. Mereka pun mengingat hal-hal menakjubkan yang dimiliki Nabi Sulaiman dan memercayainya sebagai tipu daya sihir belaka. Segera mereka mengabarkan hal tersebut kepada seluruh warga. Hampir semua keturunan Bani Israil memercayai bahwa nabi yang diutus kepada mereka itu hanyalah seorang tukang sihir. Namun, terdapat sekelompok orang saleh yang tetap membela Nabi Sulaiman, "Ia bukanlah seorang tukang sihir, ia adalah utusan Allah," ujar orang saleh yang jumlahnya secuil itu.
Jin berhasil membuat keturunan Yahudi itu menentang Nabi Sulaiman. Dengannya, ajaran sang nabi pun akan mereka enyahkan. Bani Israil teperdaya dan lebih meyakini ucapan jin. Mereka yang juga gemar melakukan sihir pun justru kemudian mempelajari dan banyak melakukan sihir. Melihatnya, jin girang bukan kepalang. Tentu saja, mereka tak tahu bahwa lembaran ilmu sihir itu milik nenek moyang mereka yang berkolaborasi dengan jin.