REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ide yang simple dan sederhana untuk berbagi kebaikan tercetus dari Sherly Milana, seorang pramugari di sebuah maskapai Timur Tengah. Bersama dengan teman-temannya, Sherly menggagas sebuah proyek amal yang diberi nama 'Lemari Barokah' atau disingkat 'Lebar' pada Desember 2018 lalu.
Sherly mengatakan, ide kegiatan sedekah ini muncul darinya dan teman-teman di kelompok kajiannya. Kelompok kajian tersebut terdiri atas anggota yang merupakan mantan dan kru pramugari yang telah hijrah.
Sesuai dengan namanya, Lebar berwujud sebuah lemari yang ditempatkan di sejumlah masjid atau mushalla dan tempat-tempat stategis lain yang terpilih oleh pengurus dan donatur. Lemari ini akan berisi makanan utama, semacam nasi bungkus, minuman, atau penganan lainnya.
Ide untuk membuat program sedekah berbentuk lemari memang bukan hal baru. Namun, Sherly menuturkan mereka ingin membuat program sedekah yang bersifat rutin dalam wadah komunitas. Karena itulah, ia mengatakan Lebar terbentuk sebagai wadah untuk mengorganisir pembagian makanan dan minuman kepada umat dengan sistem yang lebih terpadu.
"Nama sedekah Lebar ini, dengan harapan supaya lebar sedekahnya, lebar berkahnya. Intinya semangat berbagi dan mencari ridha Allah semata. Mudah-mudahan nanti jadi yayasan sedekah Lebar," kata Sherly, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (20/2).
Lemari Barokah: Proyek amal 'Lemari Barokah' yg digagas Sherly Milana mulai Desember 2018 .
Kegiatan Lebar dilakukan tiga kali dalam sepekan, yaitu setiap selepas shalat Jumat dan pada Senin dan Kamis pada saat berbuka puasa. Menurut Sherly, hari Jumat dipilih karena dipandang sebagai hari yang diberkahi. Ke depannya, ia memang berharap kegiatan Lebar bisa semakin rutin dan terarah. "Gratis, Siapapun Boleh Mengambil, Siapapun Boleh Mengisi," demikian konsep yang tertampang di lemari tersebut.
Sherly menuturkan, makanan yang tersaji di lemari berlogo Lebar memang diperuntukkan secara gratis bagi jamaah yang mengunjungi masjid bersangkutan dan masyarakat yang membutuhkan di sekitarnya. Mereka yang boleh mengambil makanan tidak harus dhuafa atau orang yang tidak mampu.
Selepas Shalat Jumat, sejumlah masjid yang terdapat Lemari Barokah selalu tampak ramai. Usai shalat, jamaah tidak bergegas pulang. Mereka bersama-sama menikmati hidangan yang tersedia gratis. Dengan demikian, jamaah dan warga bisa sekaligus mempererat silaturahmi. "Makan bersama selepas Shalat Jumat juga dapat mempererat ukhuwah dan silaturahim antarwarga dan jamaah," ujar Sherly.
Sherly merasa bersyukur, karena sejak kegiatan ini digulirkan, banyak yang turut berpartisipasi mulai dari berdonasi hingga menjadi sukarelawan di lapangan. Penggalangan donasi dilakukan melalui kelompok-kelompok pengajian, sosial media, dan dari kerabat.
Ia mengatakan, ghirah (semangat) teman-temannya di maskapai pun begitu besar. Mereka turut menyumbang berupa uang dan makanan. Kebaikan para donatur telah mendatangkan keberkahan. Menurut Sherly, lemari yang mereka sediakan kini bertambah menjadi 10 lemari, dari sebelumnya tiga lemari.
Dalam menjalankan kegiatannya, Lebar bekerja sama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dan pengurus masjid yang aktif. Sherly menuturkan, keberadaan Lemari Barokah turut menghidupkan DKM masjid dan memberdayakan kegiatan ibu-ibu di sekitar lingkungan masjid. Mereka ikut bersedekah dan memasak makanan yang akan dibagikan kepada jamaah.
Lebar juga memberdayakan warung di sekitar masjid untuk membeli makanan yang akan disediakan. Tentu, menurutnya, makanan yang disajikan harus makanan yang layak baik dari segi kesehatan maupun keamanannya. "Terkadang, kita menyumbang 60 sampai 70 bungkus, tetapi mereka (DKM masjid) punya 200 hingga 300 bungkus. Sudah seperti pesta makan, terutama di Bekasi bisa 400 orang yang makan. Subhanallah," katanya.
Lebar juga bekerja sama dengan Chef Haryo Pramoe untuk menyediakan makanan yang akan disedekahkan. Chef Haryo sendiri memiliki program amal yang dinamakan Sedekah Seribu. Ia kerap menggelar kegiatan sedekah di sejumlah rumah yatim.
Di beberapa kesempatan, Lebar dan Chef Haryo bekerja sama untuk membuat makanan seperti burger, shawarma, dan pizza bagi anak-anak yatim. Sherly mengaku ia merasa tergugah melihat kebahagiaan dan raut wajah sumringah dari anak-anak yatim tatkala menikmati makanan yang mereka bagikan.
Selain itu, adapula kerja sama dengan restoran yang bersedia memberikan harga murah untuk makanan yang akan dibagikan melalui Lebar. Keinginan untuk membuat masjid menjadi lebih hidup dapat terwujud salah satunya dengan adanya Lebar.
Bagi Sherly, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga tempat berkegiatan. Karena itulah, Lebar memilih masjid menjadi tempat utama kegiatan sedekah mereka. Ke depan, ia mengatakan Lebar juga akan ada di beberapa rumah sakit.
Lemari Barokah gratis ini dapat ditemui di sembilan masjid di beberapa lokasi, di antaranya Masjid RS Suyoto Bintaro, Tangerang; Masjid Alhidayah di Jalan RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan; Masjid Raya Kota Harapan Indah di Bekasi; Masjid Al Muhibbah di Bulak Ringin, Cibubur, Jakarta Timur; Masjid Al Muhajirin di Taman Asri, Larangan, Ciledug, Tangerang; Masjid Darussadah di Markas Hasmi, Kebagusan Raya, Jakarta Selatan; Masjid Baitul Kirom di Utan Panjang, Kemayoran, Jakarta Pusat; Masjid Baitussalaam di BNI 46, Cilandak, Jaksel; dan Masjid Al Muttaqin di Pondok Sukmajaya Permai, Depok.
Menurut Sherly, pemilihan lokasi-lokasi tersebut didasarkan pada partisipasi pengurus lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Ia berharap, Lemari Barokah semakin bertebaran di masjid dan tempat-tempat lainnya. "Insya Allah istiqamah. Mudah-mudahan Lebar meluas ke tempat-tempat lain," tambahnya.
Selain di masjid-masjid, Lebar juga memiliki kegiatan lain berupa berbagi nasi bungkus on the road. Selain itu, Lebar juga mendukung beberapa kegiatan sosial dari aktivis sedekah yang lain, keliling rumah panti atau yayasan yatim-dhuafa bersama sukarelawan, dan lainnya.