REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam sebuah ceramahnya, KH Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha menceritakan soal kebiasaan dirinya yang kerap memberikan uang jajan untuk anaknya. Namun, ada maksud dari sikapnya itu.
Menurut Gus Baha, ada unsur sedekah kepada pedagang saat kita membeli barang dagangannya. Dengan jajan di warung atau pedagang sudah memberikan keuntungan meski sedikit. Itu sudah termasuk bersedekah lebih sopan ketimbang memberikan uang secara cuma-cuma.
"Penjualnya senang, dagangannya laris dan dia tidak tersinggung. Daripada sedekah Rp 2.000 penerima sedekah ada potensi tersinggung," kata Gus Baha dalam sebuah ceramahnya yang ditayangkan di Youtube.
Menurut Kiai asal Rembang, Jawa Tengah itu, bersedekah merupakan bagian dari usaha pengabadian harta yang mana apa diibaratkan apa yang kita tanam maka itulah yang akan kita petik.
"Jadi, Nabi mengajari sedekah itu apa? Ya sedekah itu pengabadian uang. Kalau kita kan nggak. Sedekah itu nguras uang. Itu pikiran setan, nggak pikiran orang Islam. Itu cara berikir setan, bukan cara berpikir umat Islam," sambungnya.