Jumat 25 Jan 2019 19:41 WIB

'NU-Muhammadiyah, Dua Sayap Penopang Bangsa Indonesia'

Kedua organisasi ini memiliki semangat sama untuk membangun umat, bangsa, dan negara.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah umat Islam saat mengikuti acara Dzikir Nasional di Masjid Agung At Tin, Jakarta, Senin (31/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah umat Islam saat mengikuti acara Dzikir Nasional di Masjid Agung At Tin, Jakarta, Senin (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Peran penting dua organisasi raksasa Muhammadiyah dan NU memang tidak terbantahkan bagi Indonesia. Perkembangan kedua organisasi itu turut menjadi pergerakan penting Indonesia.

Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Budi Setiawan, mengatakan keserasian Muhammadiyah dan NU memang melahirkan banyak inspirasi. Utamanya, inspirasi untuk memajukan Indonesia. 

Mengenang istilah yang muncul pada 1990-an, ia menganalogikan Muhammadiyah dan NU sebagai sayap bagi Indonesia. Artinya, tanpa kedua sayap itu, tentu tidak mampu sosok gagah burung garuda terbang tinggi.  

Hari ini, saat muncul inspirasi damai bernama Nusantara Berkemajuan, kata dia, masyarakat akan kembali dikenalkan dengan satu narasi yang indah. Tapi, Budi tetap merasa, akan tetap ada noda-noda yang harus mampu dihilangkan.

"Tapi, dari sana, dunia akan melihat ketika Muhammadiyah dan NU tidak harus melebur, tapi terus menjadi kepak-kepak sayap yang me,bawa terbang Indonesia," ujar Budi dalam Seminar bertajuk "Islam Indonesia di Pentas Global: Inspirasi Damai Nusantara untuk Dunia" di Balai Senat, UGM, Yogyakarta, Jumat (25/1). 

Ketua Bidang Kebudayaan dan Hubungan Antar Umat Beragama PBNU, Imam Aziz, menilai NU selama ini memang terus mengembangkan metodologi yang dimiliki. Metodologi itulah yang mampu merespons perkembangan secara cepat  

Menurut Imam, metodologi yang itulah yang membuat NU bisa sangat mudah menerima beragam perkembangan baru. Termasuk, bisa berdamai dengan kelompok-kelompok kepercayaan yang ada, tidak justru memeranginya. 

"Dan itu syar’i, jadi jangan dianggap Indonesia itu bukan negara syar’i, selama ini Indonesia syar’i sekali," ujar Imam. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement