Kamis 10 Jan 2019 11:24 WIB

Geliat Islam di Amsterdam

Kegiatan dakwah secara umum berjalan dengan baik di ibu kota Belanda tersebut.

Warga Muslim Belanda, ilustrasi
Foto: Flickr
Warga Muslim Belanda, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semua sekolah dasar Islam Belanda memiliki akses kurikulum Islam resmi untuk murid berusia antara empat hingga dua belas tahun.

Amsterdam, menjadi rumah bagi mayoritas Muslim yang berada di negeri kincir angin, Belanda. Di kota ini, ada sekira 13 persen Muslim dari total populasi warganya.

Pada 2004, jumlah penduduk Amsterdam kurang lebih 750 ribu jiwa. Sekitar 63 ribu penduduk adalah keturunan Maroko dan 38 ribu keturunan Turki. Maroko dan Turki merupakan dua komunitas Muslim terbesar di Amsterdam. Selain itu, ada sekitar 5.000 orang Mesir dan 5.000 warga Pakistan .

Ada beberapa distrik yang menjadi kantong domisili Muslim di Amsterdam. Di antaranya De Baarsjes, Geuzeveld/ Slotermeer, Oud-West, Oost-Watergraafsmeer, Slotervaart, Bos en Lommer, dan Osdrop.

Kegiatan dakwah secara umum berjalan dengan baik di ibu kota Belanda tersebut. Salah satu indikator kuat adalah menjamurnya organisasi Islam di sana. Mulai dari yang berlatar belakang kemasjidan, kepemudaan, perempuan, dan kebudayaan.

Pada tahun 2000 saja misalnya, tercatat sebanyak 20 organisasi keagamaan Turki di kota terbesar Belanda itu. Dari jumlah tersebut, tujuh milik Federasi Islam Budaya Turki (TICF), yang terhubung ke Departemen Agama (Diyanet).

Tiga milik Federasi Islamic Centre untuk Belanda (Stichting Islamitisch Centrum Nederland), sepuluh di antaranya berafiliasi dengan gerakan Milli Gorus, dan tiga mewakili Turki Alevi.

Tidak hanya Turki, pada 2001, ada 30 organisasi Muslim Maroko di Amsterdam. Beberapa organisasi ini milik Organisasi Muslim  Maroko di Belanda (UMMON). Saat ini, juga terdapat  Dewan Kota Maroko dan kesatuan Masjid Maroko di Amsterdam dan Sekitarnya (UMMAO).

sumber : Islam Digest Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement