Jumat 28 Dec 2018 11:44 WIB

Bencana Tsunami Banten, Luluhkan Ekonomi Peternak Madu DD

Pergerakan Dompet Dhuafa dengan tim aktivis kemanusiaan merambah pelosok pedalaman.

Rep: Novita Intan/ Red: Gita Amanda
Tim Dompet Dhuafa sedang membersihkan Masjid Kampung Tembong, Selasa (25/12) sore. Masjid itu untuk sementara difungsikan sebagai tempat pengungsian warga dari sekitar pesisir Desa Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten
Foto: Republika/Hasanul Rizqa
Tim Dompet Dhuafa sedang membersihkan Masjid Kampung Tembong, Selasa (25/12) sore. Masjid itu untuk sementara difungsikan sebagai tempat pengungsian warga dari sekitar pesisir Desa Carita, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten

REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Sudah masuk hari ke lima masa tanggap darurat di wilayah pesisir Banten dan Lampung, Dompet Dhuafa (DD), terus bergerak menembus wilayah-wilayah terjal dengan berbagai medan. Hujan deras terus menyelimuti wilayah pesisir Banten terutama wilayah Panimbang. Selain hujan deras, abu vulkanik menyebar ke wilayah Banten dan Sekitarnya.

Pergerakan Dompet Dhuafa dengan tim aktivis kemanusiaan merambah pelosok pedalaman dengan menyasar wilayah tujuh Desa di Kecamatan Sumur yang berada di garis pantai, baru Desa Tamanjaya (Dusun Paniis dan Tanjung Male) yang dapat dijangkau tim gabungan. Enam Desa lain yang membutuhkan bantuan di Kecamatan Sumur terdiri dari Desa Cigorondong, Desa Kertajaya, Desa Sumberjaya, Desa Tunggajaya, Desa Ujungjaya dan Desa Kertamukti.

Pimpinan Cabang Dompet Dhuafa Banten Abdurrahman Usman mengatakan khusus Desa Ujungjaya merupakan salah satu desa dengan Komunitas Petani Madu Hutan dampingan Dompet Dhuafa. Dengan terkenanya dampak bencana, petani madu hutan mengalami kerugian baik materi maupun non materi

Sebelumnya pada 2014 lalu, melalui program pemberdayaan ini, petani madu hutan dan pengurus Perhimpunan Hanjuang Mahardika Nusantara (PHMN) membentuk koperasi Hanjuang. Petani yang tergabung dalam koperasi dapat menjual madu ke koperasi dengan harga yang lebih tinggi, yaitu Rp 65 ribu per kilogram. Madu yang sudah dibeli dari masyarakat ini kemudian diolah menggunakan instalasi agar madu yang dijual memiliki kualitas SNI dengan kadar air hanya 20 persen hingga kala itu pemasaran madu hutan tidak hanya dalam lingkup nasional tetapi juga internasional.

“Beberapa Negara ASEAN seperti Malaysia dan Brunei juga pernah melakukan impor untuk produk madu hutan ini, dalam sekali pengiriman mencapai 2-5 ton madu”, ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jumat (28/12).

Melihat peta penyebaran dampak bencana dapat dipastikan wilayah tersebut mengalami kelumpuhan baik ekonomi serta aktivitas masyarakat. Terutama Petani Madu yang 100 persen mengandalkan alam sebagai pundi-pundi ekonomi kerakyatan. Dompet Dhuafa mencoba kembali membangun meskipun dari nol kembali. Serta memulihkan wilayah sekitar untuk bangkit kembali.

“Sampai Kamis malam (27/12) ini korban terus bertambah menjadi 431 jiwa meninggal dunia, 924 rumah rusak (73 hotel rusak dan 60 kios rusak), 1.495 korban jiwa mengalami luka-luka, 21.991 jiwa mengungsi, dan 154 jiwa hilang. Sementara 24 kendaraan roda empat rusak, 434 perahu rusak dan 41 kendaraan roda dua rusak,” ucap Usman.

Tim aktivis kemanusiaan menyasar wilayah Lampung dengan menerjukan tim medis serta pembukaan dapur umum. Saat ini sudah 31 jiwa penerima manfaat aksi layanan medis di Way Muli serta 150 penerima manfaat bantuan logistik. Di wilayah Lampung Selatan untuk korban jiwa meninggal sudah mencapai 112, 2.446 jiwa luka-luka dan 7.401 jiwa mengungsi hingga 658 rumah rusak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement