Kamis 13 Dec 2018 19:23 WIB

Terjemah Alquran Bahasa Daerah Upaya 'Membumikan' Alquran

Kemenag sudah merilis terjemahan Alquran ke dalam 16 bahasa daerah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Seorang wanita melihat Terjemahan Alquran ke bahasa daerah saat peluncurannya di Kemenag, Jakarta, Senin (19/12).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Seorang wanita melihat Terjemahan Alquran ke bahasa daerah saat peluncurannya di Kemenag, Jakarta, Senin (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Agama meluncurkan Alquran terjemah tiga bahasa daerah, yaitu bahasa Aceh, Bugis, dan Madura. Penerjemahan Alquran ke dalam bahasa daerah ini bertujuan untuk membumikan Alquran, sehingga masyarakat bisa lebih memahami Alquran.

"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, Alquran terjemahan ke dalam bahasa Bugis, bahasa Aceh, dan bahasa Madura pada hari ini secara resmi dilluncurkan," ujar Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat meluncurkan Alquran terjemahan tiga bahasa daerah di Auditorium HM Rasjidi Kantor Kemenag, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Kamis (13/12). 

Menurut Lukman, penerjemahan Alquran ke dalam tiga bahasa daerah ini bertujuan untuk melestarikan bahasa daerah dan juga melestarikan budaya. 

Dia berharap penerjamahan Alquran ke dalam bahasa Aceh, Madura dan Bugis ini bisa semakin ‘membumikan’ Alquran. "Penerjemahan Alquran ke dalam bahasa ini untuk ‘membumikan’ Alquran," ucapnya. 

Lukman memberikan apresiasi kepada para penerjemah Alquran ke bahasa daerah yang telah bekerja selama bertahun-tahun. 

Dalam waktu dekat ini, kata Lukman, Kemenag juga akan menerjemahkan Alquran ke dalam beberapa bahasa lagi, seperti bahasa Lampung, Rejang, Using Banyuwaangi, Palembang, Sunda, dan lain-lain. 

"Kita ajak terjemahkan ke bahasa daerah sebanyak-banyaknya. Bahasa daerah kita ini luar biasa," kata Lukman  

 

Namun, Lukman menegaskan bahwa terjemahan ke bahasa daerah itu hanya merupakan karya manusia, sehingga kebenarannya tidak absolut. Karena itu, dia mengimbau agar masyarakat tidak salah tanggap terhadap peluncuran Alquran terjemahan bahasa daerah ini.

"Terjemah, penafsiran ke bahasa apapaun itu karya manusia. Kebenarannya tidak absolut," jelas Alumni Ponpes Modern Gontor ini. 

Kepala Balitbang-Diklat Kemenag, Prof Abdurrahman Mas'ud menjelaskan dengan diluncurkannya Alquran terjemah tiga bahasa daerah Aceh, Bugis, dan Madura ini, berarti sudah ada 16 bahasa daerah yang digunakan sebagai terjemahan Alquran

Antara lain, Bahasa Daerah Jawa Banyumasan, Sasak, Makasar, Kaili, Minang, Dayak Kanayant, Batak Angkola, Toraja, Bolaang Mongondow,  Bali, Ambon, Banjar, Osing, Aceh, Madura, dan Bugis.

"Sekarang sudah ada 16 Alquran terjemahan ke bahasa daerah, rata-rata proses penerjemahannya dua tahunan," kata Mas'ud kepada //Republika.co.id// seusai acara peluncuran.

Peluncuran Alquran terjemah tiga bahasa daearah mengambil tema 'Literasi Alqur’an untuk moderasi agama'. 

Menurut Mas'ud, tema ini penting agar kehadiran Alquran terjemah ini dapat memperkuat misi Kemenag yang terus merespon dinamika masyarakat agar terus hidup rukun dan damai dalam bingkai NKRI. 

"Proses penerjamahan Alquran yang sedang berlangsung adalah bahasa Sunda dan Palembang yang diharapkan dapat selesai pada tahun mendatang," jelas Mas'ud.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement