Tujuh hari lamanya ia tidak makan dan minum sehingga tak sadarkan diri, kemudian Allah mengampuninya. Lalu, ada yang menyampaikan berita itu kepadanya, "Wahai Abu Lubabah, Allah telah mengampuni dosamu."
Ia berkata, "Tidak. Aku tidak akan membuka ikatanku sebelum Rasulullah datang membukanya."
Tak lama setelah itu, Rasulullah pun datang membukanya. Abu Lubabah berkata kepada beliau, "Kiranya akan sempurna tobatku, kalau aku meninggalkan kampung halaman kaumku, tempatku melakukan dosa. Dan, aku akan menyumbangkan seluruh hartaku."
Rasulullah SAW menjawab, "Kau hanya dibenarkan menyumbang sepertiganya." Atas sikapnya itu, wajar bila Abu Lubabah termasuk dalam kategori penduduk Madinah yang berakhlak mulia, seperti tergambar dalam surah al-Hasyar ayat ke-9.
“Dan, mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan. " (QS al-Hasyr: 9).