REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Pada tahun ke-8 H, Rasulullah SAW bersama 10 ribu anggota pasukan berhasil menaklukkan Kota Mekkah (biasa disebut Fathul Makkah) dengan damai.
Menjelang peristwa Fathul Mekah (ada juga yang menyebutnya: Futuh Mekkah) tersebut, Allah menurunkan Surat An-Nashr, yang artinya, "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah. Maka bertasbihlah dengan memuji Rabbmu dan mohon-lah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat."
Surat An-Nashr, yang merupakan surat ke-110 dalam Alquran merupakan surat terakhir (bukan ayat terakhir) yang Allah SWT turunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. “Banyak pelajaran yang perlu kita petik dari Surat An-Nashr, untuk menjadi pedoman dalam kehidupan kita sehari-hari,” kata Dr Habib Abdurrahman Al-Habsy saat mengisi pengajian guru Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) di Masjid Al Ikhlas Bosowa Bina Insani, Bogor, Jawa Barat, Jumat (23/11).
Salah satu pelajaran dari ayat tersebut, kata Habib Abdurrahman, pentingnya menutup sebuah kemenangan atau keberhasilan apapun dan dalam bidang apapun, dengan tasbih (mensucikan Allah), tahmid (memuji Allah) dan istighfar (mohon ampunan Allah) -- seperti dinyatakan dalam ayat 3. “Termasuk ke dalamnya adalah tiap kali kita selesai berbuat baik, hendaknya kita mengucapkan istighfar. Sebab, mungkin saja dalam perbuatan baik yang kita kerjakan ada terselip riya, ‘ujub, takabbur dan lain-lain. Karena itu, tutuplah perbuatan baik yang kita lakukan dengan istighfar,” ujarnya.
Begitu pula halnya setiap kali selesai acara di majelis ilmu atau majelis zikir. “Kita dianjurkan membaca doa Kafarotul Majelis yang isinya mengucapkan kalimat mensucikan Allah, memuji Allah dan mohon ampunan Allah, serta taubat kepada Allah. Subhanakallahumma wa bihamdika, asyhadu alla ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik (Mahasuci Engkau ya Allah dan untuk-Mu segala pujian, aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertobat kepada-Mu),” papar A Rahman Al Habsy.